Takukah anda bahwa kita termasuk bangsa yang masih doyan mesum dan porno :D Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Google sebagai situs penyedia data dan pencari ini, ternyata Indonesia berada diperingkat ketiga yang paling banyak mengakses situs porno dan diperingkat pertama adalah India
www.dialektika.net
Pantas saja dari dulu sampai sekarang dimanapun tempatnya perilaku asusila seperti pelecehan seksual dan pemerkosaan masih banyak terjadi, sampai anak TK dan SD pun menjadi korbannya seperti kasus fedofilia tahun lalu yang korbannya mencapai ratusan diseluruh indonesia karena terjadi dilingkungan sekilah dan tersangkanya pun para guru mereka.
Asisten Deputi Kelembagaan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional Haliq Siddiq mengatakan, Indonesia merupakan negara ketiga terbanyak yang mengakses situs porno.
www.dialektika.net
daerah yang paling besar pengakses situs porno adalah Yogyakarta (DIY),Jakarta,BandungSurabaya Malang padahal kota-kota tersebut dikenal sebagai kota pelajar dimana terdapat banyak lembaga pendidikan ternama dan kampus vaforit dan jumlah mahasiswa atau pelajar paling banyak.
berdasarkan beberapa peneliatian yang menyimpulkan bahwa kebanyakan mahasiswi Yogyakarta sudah tidak perawan atau pernah berhubungan seks, ini dari kota yang berjuluk kota pelajar, lantas bagaiman dengan kota lain? Ditambah lagi Jumlah penderita HIV di Indonesia saat ini mencapai 150.000 orang, yang diantaranya sudah terjangkit AIDS.
Seharusnya pemerintah mengambil langkah tegas selain memblokir situs porno dan situs radikal serta harus memberikan pendidikan seks kepada anak dan remaja agar tidak terjadi perilaku penyimpangan seperti pencabulan, sodomi terlebih fedofilia.
Analisis saya remaja yang mengakses situs pornografi dan sejenisnya akan merasa penasaran dan akhirnya melakukan hubungan seks yang mengakibatkan kehamilan diluar nikah, lalu dipaksa oleh orang tua mereka untuk betanggung jawab dan akhirnya menikah karena terpaksa, setelah menikah bukan karena dasar cinta dan belum dewasa akhirnya mereka bercerai dan mengakibatkan keluarganya pecah, anak tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dan pendidikan yang termarjinalkan sehingaa regenerasi seterusnya akan menjadi lebih buruk kecuali mendapatkan penanhgannan dan binaan. Ini merupakan akar dari masalah dari segala masalah dinegara kita karena semuanya berawal dari keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H