Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN-PPM UGM Memberikan Pembelajaran Kreatif sebagai Upaya Pengurangan Angka Anak Putus Sekolah

Diperbarui: 13 Agustus 2024   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Penulis

Galantandra Jabbarul Ahmad

KKN-PPM UGM Periode II Tahun 2024

Selasa, 13 Agustus 2024

Para Mahasiswa/i dari Universitas Gadjah Mada atau yang kerap disingkat menjadi UGM, melaksanakan kegiatan KKN di Desa Wringinputih, Kec. Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Pemerintah Daerah Banyuwangi memberikan permasalahan yang kemudian menjadi tema KKN, yaitu "Penanganan Anak Putus Sekolah". Oleh karena itu, dipikirkanlah sebuah cara untuk melakukan usaha preventif dalam mengurangi angka anak putus sekolah tersebut sehingga terciptalah sebuah program pembelajaran kreatif di beberapa tingkat sekolah di Desa Wringinputih. Rangkaian kegiatan ini juga dilatarbelakangi oleh pendidikan yang diampu oleh Galantandra (PIC), yaitu sebagai Mahasiswa Teknik.

Pada jenjang TK, kami menyelenggarakan edukasi hemat energi melalui kegiatan menggambar dan mewarnai. Kegiatan ini bukan sekadar aktivitas seni biasa, tetapi juga sarana bagi anak-anak untuk mengekspresikan pemahaman mereka tentang pentingnya menghemat energi. Dengan penuh antusias, anak-anak menggambar dan mewarnai sesuai dengan imajinasi mereka, menciptakan karya-karya yang tidak hanya indah tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang konservasi energi.

Di tingkat SD, pendekatan yang digunakan adalah dengan pembelajaran yang menyenangkan (fun learning). Anak-anak SD diajak untuk mengenal konsep siphon melalui demonstrasi sederhana yang mengundang rasa ingin tahu. Selain itu, kami juga memperkenalkan konsep periskop dan membantu siswa membuat periskop mereka sendiri, sebuah pengalaman yang membawa mereka lebih dekat dengan dunia sains. Tidak hanya itu, siswa juga diajarkan cara menggunakan mikroskop buatan dan membuat preparat, membuka wawasan baru bagi mereka tentang dunia mikro yang tidak terlihat oleh mata telanjang.

Pendidikan di tingkat SMP memiliki fokus yang lebih mendalam. Kami mengajak para siswa untuk mengenal dunia kelistrikan, elektronika, dan robotika melalui kegiatan-kegiatan menarik seperti melakukan pengecekan listrik yang mengalir di sekolah mereka, belajar menggunakan solder, dan pengenalan robot line follower. Dalam sesi ini, para siswa belajar mengenai komponen-komponen elektronik dasar, cara merakit rangkaian, hingga merangkai robot sederhana untuk mengikuti garis. Lebih dari itu, pengenalan tentang kecerdasan buatan (AI) juga diberikan, menanamkan rasa kagum sekaligus rasa ingin tahu tentang teknologi masa depan di benak para siswa. Selain itu, latar belakang para siswa di SMP ini juga didominasi oleh keluarga nelayan, petani tambak, dan pekerja kebun. Kami ingin merubah cara pandang para siswa bahwa menjadi nelayan, petani, ataupun petambak itu perlu memahami teknologi guna meningkatkan hasil kerja mereka.

Seluruh program pembelajaran kreatif ini bertujuan untuk memotivasi siswa-siswi di Desa Wringinputih agar terus bersemangat dalam menuntut ilmu hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan memanfaatkan pendekatan yang menyenangkan dan aplikatif, diharapkan siswa tidak hanya memahami materi yang diajarkan, tetapi juga merasa termotivasi untuk terus belajar dan menggali potensi mereka. Kami berharap, melalui program ini, dapat tercipta generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki semangat dan tekad kuat untuk meraih masa depan yang lebih cerah.

Dokpri Penulis

  Dokpri Penulis

   Dokpri Penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline