Lihat ke Halaman Asli

Energi Terbarukan: Menuju Masa Depan bertenaga Surya

Diperbarui: 6 Mei 2024   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia, sebagai negara dengan populasi yang besar, menghadapi tantangan serius dalam memenuhi kebutuhan energinya. Ketergantungan yang tinggi pada bahan bakar fosil dan impor energi menimbulkan ketidakpastian dan kerentanan terhadap fluktuasi harga dan pasokan. Energi surya merupakan sumber energi terbarukan yang melimpah dan tidak akan pernah habis. Setiap tahun, matahari mengirimkan energi ke Bumi dalam jumlah yang jauh melebihi kebutuhan energi seluruh umat manusia. Di antara negara-negara anggota ASEAN, Indonesia memiliki potensi energi surya yang paling melimpah. Hal ini diukur dengan mempertimbangkan luas lahan dan perairan di Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga surya. Sebagai salah satu energi terbarukan yang paling menonjol di Indonesia, energi surya merupakan peluang besar untuk bertindak sebagai alternatif yang efektif untuk sumber energi sumber energi konvensional.

Berdasarkan penelitian (Silalahi et al., 2021) memperkirakan bahwa konsumsi listrik di Indonesia dapat mencapai 9000 terawatt-jam per tahun pada tahun 2050, yang 30 kali lebih besar dari saat ini. Indonesia memiliki ruang yang melimpah untuk menggunakan tenaga surya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ini, termasuk di atap rumah, waduk di pedalaman, lahan bekas tambang, dan dikombinasikan dengan pertanian. Indonesia memiliki potensi tenaga surya yang signifikan, dengan rata-rata global horizontal irradiance (GHI) harian sebesar 4,8 kWh/m, menjadikannya salah satu negara dengan penyinaran matahari tertinggi di dunia. Potensi matahari yang tinggi ini disebabkan oleh lokasinya yang berada di dekat garis khatulistiwa, yang menjamin distribusi penyinaran matahari yang relatif merata sepanjang tahun. Potensi energi surya di Indonesia sangat besar, dengan perkiraan berkisar antara 3.294 GW hingga 7.715 GW, tergantung pada sumber dan metodologi yang digunakan.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk memanfaatkan potensi ini, dengan tujuan untuk meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi primer menjadi 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah telah menguraikan rencana untuk memperluas instalasi tenaga surya, dengan target 6,5 GW pada tahun 2025 dan 17,6 GW pada tahun 2035. Beberapa area fokus telah muncul untuk mendukung industri fotovoltaik surya (PV) di Indonesia, termasuk sistem PV surya terapung, atap surya untuk rumah tangga, dan pembangkit listrik tenaga surya berskala utilitas. Sistem PV surya terapung,merupakan jalan yang menjanjikan, dengan memanfaatkan wilayah maritim Indonesia yang luas. Pada Juni 2023, PLTS atap di Indonesia telah menghasilkan hingga 95 MW, dengan sektor rumah tangga menyumbang 72% dari total kapasitas tersebut. Pemerintah secara aktif mempromosikan perluasan panel surya atap untuk rumah tangga, yang bertujuan untuk mencakup setidaknya 30% dari gedung-gedung pemerintah dan 25% dari kompleks perumahan kelas atas pada tahun 2050.Pembangkit listrik tenaga surya skala utilitas juga berkembang di Indonesia, dengan proyek-proyek penting seperti proyek PLTS Likupang 15 MW di Sulawesi Utara, yang memiliki kapasitas untuk memberi listrik kepada 15.000 rumah tangga dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 20,01 kiloton.

Kebijakan energi terbarukan di Indonesia akan membawa dampak yang signifikan terhadap pertahanan negara dan kebutuhan militer. Dengan mengurangi ketergantungan pada impor sumber energi fosil, Indonesia memperkuat kedaulatan energinya, mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga energi internasional, dan memperkuat pertahanan nasional.

Referensi :

Silalahi, D. F., & Gunawan, D. (2022). Solar Energy Potentials and Opportunity of Floating Solar PV in Indonesia. Indonesia Post-Pandemic Outlook: Strategy towards Net-Zero Emissions by 2060 from the Renewables and Carbon-Neutral Energy Perspectives, 2022, 63--88.https://doi.org/10.55981/brin.562.c5 

https://business-indonesia.org/news/solar-pv-still-has-significant-potential-in-indonesia

https://iesr.or.id/en/pustaka/beyond-207-gigawatts-unleashing-indonesias-solar-potential

https://iesr.or.id/en/agenda-iesr/indonesia-solar-potential-report

https://penerbit.brin.go.id/press/catalog/download/562/474/11488?inline=1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline