Lihat ke Halaman Asli

Budaya Kekerasan dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Warga Negara

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian Kekerasan

Kekerasan adalah tindakan melukai yang dilakukan individu atau kelompok dengan latar belakang dan motif yang bermacam-macam.

Kekerasan adalah tindakan melukai seseorang dengan sengaja oleh seseorang yang mempunyai maksud tertentu atau orang tersebut memendam perasaan dendam kepada orang tersebut. Kekerasan bisa di sebut juga sebagai tindakan anarkis (keras) yang cenderung berlebihan.

Pada dasarnya kekerasan adalah tingkah laku seseorang yang berlawanan dengan nilai moral. Saat ini kekerasan telah membudaya di kalangan masyarakat dan mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia, mulai dari kasus tawuran, pembunuhan, pengrusakan, penyerangan, pemerkosaan dan lain sebagainya. Bukan menjadi hal yang tabu’ dan asing lagi di telinga kita, terjadinya mutilasi, pembunuhan dan tindak kekerasan sudah menjadi familiar, terjadi terus menerus, terbiasa dan kemudian membudaya. Hingga kita sendiri tidak menyadari bahwa kekerasan tersebut telah membudaya, menjadikan pola pikir kita terjajah bahwa kekerasan, agresifitas dan anarkisme adalah hal yang lazim dan wajar.

Berbagai tindakan kekerasan dilakukan sebagai isyarat berkomunikasi bahkan oleh masyarakat tertentu dijadikan sebagai solusi untuk macam problematika yang dialaminya. Yang disinyalir  menjadi penyebab utama adalah kemuakan dan kekecewaan mendalam yang dialami masyarakat terhadap pemerintahan. Tindakan kekerasan, agresifitas ini merupakan bentuk akumulasi kebencian masyarakat atas problematika yang terjadi secara kontinu dan tidak ada tanda-tanda akan selesainya masalah, namun justru semakin kompleksnya  permasalahan yang terjadi. Tindakan agresifitas ini terjadi seiring berkembangnya zaman, pada masyarakat dengan mental yang belum siap menghadapi modernisasi dan globalisasi.

Sebagai bangsa yang dikenal ramah, cinta perdamaian dan menjunjung tinggi moral, sudah sewajarnya bagi kita untuk memikirkan solusi atas permasalahan terkait budaya kekerasan yang tengah melanda Indonesia ini. Sebab, tanpa kita sadari pula ( seperti kekerasan yang menjadi membudaya) maka imbas dan dampak negatif akan kita rasakan bersama. Budaya negatif akan membuat masyarakat dan kita sebagai bangsa kehilangan orientasi, bahkan lebih parahnya adalah kehilangan identitas diri.

Motif Kekerasan dan Dampaknya bagi Kehidupan Bermasyarakat

Kekerasan dan kejahatan adalah sebuah dampak atau akibat semata, yang perlu digarisbawahi adalah latar belakang, apa yang berada di balik terjadinya konflik dan kekerasan tersebut. Kekerasan bisa saja terjadi disebabkan keadaan masyarakat yang berada di titik jenuh atas pemerintahan yang berjalan saat ini. Permasalahan terjadi bersamaan di seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari kemiskinan dan keadaan serba kekurangan sedang di sisi lain korupsi yang dilakukan pejabat pemerintahan daerah hingga ke pusat, pendidikan yang dikriminatif sehingga menimbulkan tindak kekerasan. Ketidak pekaan pemerintah memperbaiki infrastruktur daerah, sebab tak jarang dijumpai sekolah, jembatan dan jalur transportasi yang rusak karena tak terjamah perbaikan meski telah lama dikeluhkan masyarakat. Dan banyak peristiwa lain yang menjadikan masyarakat kehilangan orientasi hingga melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan, yakni komunikasi lewat bahasa kekerasan.

Kekerasan dan kebrutalan saat ini telah menjadi isyarat untuk berkomunikasi, kondisi ini ditunjang ketidak jelasan arah Negara, aparat Negara yang korup, figur publik sering berbohong, sedangkan penguasa (pemerintah) lebih mengagungkan citra. Selain itu, kemiskinan adalah alasan yang paling kerap benar dan mendasar yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan di Indonesia itu sendiri. Bahkan disebutkan bahwa budaya kemiskinan tersebutlah yang secara perlahan membentuk budaya kekerasan.

Penyebab kekerasan atau agresifitas yang terjasi di masyarakat antara lain :

1.Sosial; frustasi, terhambatnya atau tercegahnya upaya untuk mencapai tujuan.

2.Situasi ; ketidaknyaman keadaan di masyarakat, seperti daerah yang kumuh, panas, gersang dan serba kekurangan serta keadaan dimana pemerintah kurang memberikan respon yang baik terhadap aspirasi rakyat. Terjadinya kekerasan, menurut Prof Franz Magnis Suseno adalah akibat pengaruh globalisasi dan modernisasi serta akumulasi kebencian dalam diri masyarakat, karena pemerintah yang dianggap aparatur penegak damai mengalami disfungsi.

3.Rendahnya kesadaran diri dan kesadaran kolektif serta dehumanisasi (tidak memanusiakan manusia) dalam setiap diri masyarakat serta pemerintah sendiri.

4.Sumber daya ; manusia dimanapun ia berada memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, jika sumber daya yang ada memadai, maka ia akan merasa tercukupi, namun jika tidak maka ia akan mencari dan mengambilnya dengan paksa, sehingga terjadilah kekerasan tersebut.

5.Media massa ; dalan hal ini televisi, radio ataupun koran. Penelitian menunjukkan bahwa tayangan kekerasan yang terjadi di masyarakat (anak-anak dsb) khususnya melalui televisi memberikan inspirasi/contoh  yang tidak baik bagi masyarakat lainnya.

6.Kebudayaan ; adanya tindak kekerasan yang kerap terjadi menjadi tak lagi aneh dan telah familiar di telinga dan kehidupan, sehingga jika terjadi maka telah dianggap biasa sebab telah membudaya.

7.Kekerasan individu dan kelompok yang terjadi di masyarakat merupakan imbas dari ekspresi kultural yang tersumbat.

Masyarakat yang sudah menjadikan kekerasan sebagai budaya akan menjadikan hidupnya sesuai dengan orientasi kebendaan (materi) maka nilai moral yang baik akan ditinggalkan. Kehidupan masyarakat akan makin semrawut dengan budaya kekerasan, hidup seluruh elemen masyarakat tak ubahnya masyarakat primitif yang jauh dari civil society, sehingga berlakulah hukum rimba yakni yang kuatlah (fisiknya) yang akan bertahan.

ØPengaruh budaya kekerasan terhadap warga negara yaitu :

1.Merusak kondisi psikologi warga Negara itu sendiri,

2.Meningkatkan angka kriminalitas dalam masyarakat,

3.Menjadikan sikap masyarakat tersebut brutal,

4.Semakin minimnya sikap keadilan dalam masyarakat tersebut,

5.Akan menjadikan masyarakat tersebut bertindak semaunya,

6.Akan menjadikan masyarakat tersebut frustasi dan patologis sosial.

7.Kekerasan akan terus berlanjut karena filosofi anti kekerasan dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah yang berlarut-larut




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline