Pijiharjo, Manyaran (09/02/2023) Menurut Koentjaraningrat, seorang Antropolog asal Indonesia, kebudayaan merupakan tindakan, hasil karya manusia dan keseluruhan sistem gagasan dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik manusia dengan cara belajar. Koentjaraningrat juga membagi unsur-unsur kebudayaan menjadi tujuh.
Mahasiswa KKN jurusan Antropologi Sosial menciptakan karya berupa booklet yang diberi judul "Etnografi 7 Unsur Kebudayaan Desa Pijiharjo". Booklet tersebut berisi 7 unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat yaitu, Bahasa, Sistem Peralatan atau Teknologi, Sistem Mata Pencaharian, Sistem Pengetahuan, Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial, Sistem Religi, dan Kesenian. Bahasa: Desa Pijiharjo sendiri merupakan Suku Jawa yang berarti masyarakatnya dalam berkomunikasi satu sama lain menggunakan Bahasa Jawa.
Sistem Peralatan atau Teknologi: Masyarakat Desa Pijiharjo mayoritas merupakan petani sehingga membutuhkan alat untuk membantu mereka panen namun sekarang warga desa Pijiharjo sudah tidak menggunakan alat tradisional lagi, misalnya mereka mengunakan erek sebagai alat perontok padi. Sistem Mata Pencaharian: Sebagian besar penduduk Desa Pijiharjo bermata pencaharian sebagai petani ada juga yang peternak.
Sistem Pengetahuan: Sistem pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang alam, flora, fauna, zat dan bahan mentah, sifat dan tingkah laku manusia, serta ruang dan waktu. Selain itu, pengetahuan untuk mewarisi tradisi yang ada kepada generasi muda di Desa Pijiharjo.
Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial: Desa Pijiharjo memiliki 12 Dusun di mana setiap Dusun memiliki organisasi atau kelompok yang masih aktif seperti Karang Taruna, PKK, Posyandu, Jumantik, dan sebagainya. Sistem Religi: Dahulu masyarakat Pijiharjo menganut agama Buddha. Namun, saat ini mayoritas masyarakat Desa Pijiharjo menganut agama Islam. Kesenian: Desa Pijiharjo terutama di Dusun Pengkol dan Platar memiliki kesenian berupa seni Tatah Sungging yang harus dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Tatah Sungging merupakan seni kriya berupa pembuatan wayang kulit.
Booklet tersebut diserahkan kepada Kepala Desa Pijiharjo yaitu Ibu Ribut Sulastri. Harapannya dengan adanya booklet tersebut dapat dijadikan arsip desa sebagai bahan referensi mengenai karakteristik masyarakat Desa Pijiharjo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H