Pancasila adalah ideologi dan pandangan hidup bangsa, serta landasan kehidupan bangsa dan negara. Selain itu, Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa berdasarkan nilai-nilai luhur yang dibangun oleh tokoh-tokoh bangsa. Nilai-nilai ini telah disesuaikan untuk memenuhi karakteristik individu Indonesia. Menurut Pancasila, pendidikan karakter didasarkan pada nilai-nilai agama, keadilan, budaya, sosial, dan musyawarah. Dengan kata lain, Pancasila memberi orang Indonesia pedoman untuk menjadi warga negara yang baik, dan nilai-nilainya membantu mereka bertindak dan berpikir sesuai dengan dasar negara.
Prinsip-prinsip Pancasila semakin tidak relevan di seluruh dunia saat ini. Ini dapat disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan setiap hari. Selain itu, nilai-nilai Pancasila telah dipengaruhi oleh globalisasi, yang menyebabkan masyarakat kurang menyadari ketimpangan. Dunia menjadi lebih berwarna berkat globalisasi dan kemajuan teknologi. Kemunculan teknologi menjadi pembaharuan, yang memiliki baik dan buruk bagi kehidupan masyarakat nasional.Dampak negatif dari terjadinya Perilaku dipengaruhi oleh globalisasi. Selain itu, tindakan ini bertentangan dengan standar kehidupan nasional dan internasional serta prinsip yang terkandung dalam Pancasila. Nilai-nilai Pancasila tidak sesuai dengan praktik budaya asing seperti individualisme, hedonisme, gaya hidup konsumtif, dan kehilangan prinsip gotong royong dan keagamaan. Narkoba, geng motor, minum alkohol, tawuran antar siswa, dan tindakan teror adalah contoh lain dari perilaku penyimpangan. Karakter bangsa akan rusak jika penyimpangan dibiarkan. Krisis moral dan kemerosotan prinsip-prinsip Pancasila yang dianut oleh negara kita juga dapat terjadi.
Implementasi nilai-nilai Pancasila di antaranya dapat dituliskan seperti halnya berikut.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Sila pertama menunjukkan bahwa segala bentuk pemerintahan negara, peraturan-undangan, hukum, dan hak asasi manusia harus didasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini dapat ditampilkan dengan perilaku seperti saling mencintai, toleransi antarumat beragama, kebebasan untuk memilih agama apa pun, dan cinta satu sama lain.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab: Sila ini menunjukkan bahwa adalah kewajiban hukumnya untuk melindungi martabat dan harkat sesama manusia yang beradab. Untuk itu, undang-undang harus mengatur Hak Asasi Manusia. Pengamalannya mencakup prinsip prinsip keadilan, kesamaan derajat, kejujuran, keberadaban, dan saling membantu.
3. Persatuan Indonesia: Sebuah negara adalah kumpulan orang dari berbagai ras, suku, dan kelompok yang membentuknya. Setiap negara memiliki perbedaan. Karena perbedaan ini, negara menjadi beragam tetapi satu yang diwakili oleh "Bhinneka Tunggal Ika", yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Menumbuhkan rasa cinta tanah air, seperti berbahasa Indonesia dengan benar dan baik, bangga menggunakan produk Indonesia, menerapkan persatuan dalam keberagaman, dan menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan dalam menangani perbedaan, adalah cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan sila ini.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan filosofi dari sila ini, yaitu negara sebagai eksekutif kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan individu. Rakyat adalah kelompok orang yang berusaha mempertahankan martabat sesama manusia di suatu negara. Rakyat adalah subjek utama negara. Sesuai dengan demokrasi, rakyat adalah pemegang kekuasaan negara. Sila kerakyatan ini berisi prinsip-prinsip demokrasi. Mereka dapat melakukan hal-hal seperti musyawarah untuk mencapai kata mufakat, menerapkan demokrasi, mengambil keputusan dengan bijak dan bertanggung jawab, menjadi aktif dalam kegiatan sosial seperti donasi dan donor darah, dan mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi keadilan dan kesejahteraan. Ini adalah sikap dan komitmen bangsa Indonesia bahwa rakyat Indonesia harus menunjukkan sifat berkeadilan. Melakukan gotong royong, menaati peraturan yang berlaku, seperti membayar pajak dan retribusi, menerapkan sikap adil secara keseluruhan, kesejahteraan hidup , menjaga keseimbangan hak dan kewajiban, menghormati hak orang lain, dan memiliki etos kerja adalah beberapa cara Anda dapat mengamalkan sila ini.
Nilai karakter dapat ditanamkan melalui pendidikan dengan dimasukkan ke dalam semua mata pelajaran yang dapat mengubah sikap. Peran pendidikan dalam pengimplementasian karakter adalah cara lain untuk memasukkan nilai karakter ke dalam kegiatan yang menarik bagi generasi muda kita, seperti belajar bermain sambal. Dengan cara ini, prinsip kebersamaan, persatuan, dan gotong royong dapat ditanamkan. Selain pendidikan, ada komunitas Pancasila di seluruh masyarakat.
Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila yang disebutkan di atas, diharapkan dapat memperkuat pandangan hidup bangsa Indonesia di tengah arus globalisasi. Untuk menjadikan nilai-nilai karakter Pancasila menjadi sumber daya yang bermanfaat bagi bangsa, penting untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter sesuai dengan Pancasila sehingga generasi penerus akan berperilaku sesuai dengan Pancasila. Tambahan pula, juga
Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila yang disebutkan di atas, diharapkan dapat memperkuat pandangan hidup bangsa Indonesia di tengah arus globalisasi. Untuk menjadikan nilai-nilai karakter Pancasila menjadi sumber daya yang bermanfaat bagi bangsa, penting untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter sesuai dengan Pancasila sehingga generasi penerus akan berperilaku sesuai dengan Pancasila. Selain itu, dapat mengurangi ketimpangan moral yang marak di antara generasi bangsa.
Referensi :
Amalia, Fitra & Najicha, Fatma Ulfatun (2023). PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA. GLOBAL CITIZEN. ,