Lihat ke Halaman Asli

lutif hafifah

Mahasiswa

Fakta dan Mitos Fenomena Gerhana Bulan yang Beredar di Masyarakat

Diperbarui: 30 Mei 2021   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena Gerhana Bulan pada tanggal 26 Mei 2021 kemarin merupakan kejadian alam spektakuler dan langka. Karena telah terjadi gerhana bulan total yang dapat dilihat hampir diseluruh wilayah Indonesia. Gerhana bulan terjadi saat Matahari-Bulan-Bumi berada dalam garis yang lurus atau dikenal dengan garis syzygy. Dalam peristiwa ini akan membuat cahaya matahari yang biasa diterima bulan akan terhalang oleh bumi. Sehingga, yang tersisa hanya rona kemerahan atmosfer bumi yang akan terbiaskan pada permukaan bulan dan sehingga menyebabkan perubahan warna menjadi semerah atau disebut blodd moon.Peristiwa gerhana bulan bukanlah pertanda akan terjadinya sebuah bencana tetapi murni hanya keselarasan kosmis antara Matahari-Bulan-Bumi. Peristiwa ini aman untuk di liat dengan mata telanjang serta membuat anda takjub saat mengamatinya.

Terlepas dari itu, ternyata bulan banyak menyimpan misteri. Berbagai mitos dan teori yang dimunculkan untuk menjawab berbagai rumor yang ada di masyarakat. Sejak dulu terjadinya gerhana bulan menjadi misteri di berbagai kawasan budaya tidak hanya penyelasan ilmiah tetapi fenomena ini sering dikaitakan dengan hal-hal yang berbau mistis serta mitos. Masyarakat jawa dan bali percaya bahwa terdapat cerita mengenai raksasa yang bernama Batara Kala yang menelan bulan sehingga terjadi gerhana bulan. Anak-anak kecil diminta untuk berlindung di kolong tempat tidur serta kaum perempuan yang sedang hamil diharuskan untuk mengoleskan perutnya dengan abu sisa pembakaran kayu. Sedangkan untuk mengusir Batara Kala warga membuat bunyi-bunyian suara gaduh dari ketongan atau lumpang (alat menumbuh padi). Akibat suara gaduh tersebut Batara Kala tidak jadi menelan bulan.

batara-kala-60b2d49c8ede4846075b5ff3.jpg

Padahal fakta secara ilmiah gerhana bulan terjadi akibat bulan masuk pada area Umbra atau wilayah yang tergelapi oleh banyangan bumi. Sedangkan warna merah yang ditimbulkan oleh pembiasan cahaya atmosfir bumi. Dengan beredarnya mitos dimasyarakat dapat dipakai untuk menakuti-nakuti, memberi peringatan, ataupun dapat diceritakan secara berkelanjutan. Semua mitos yang telah ada sejak jaman nenek moyang, dan diceritakan secara berkelanjutan atau bisa saja sesuatu mitos berubah dikarenakan zaman yang terus berkembang. Untuk sebagian orang mitos sesuatu yang sudah jarang dipercaya tetapi masih ada yang percaya tetang mitos-mitos tertentu dan terus berkelanjutan hingga saat ini, seperti mitos tentang gerhana bulan yang masih di pertanyakan kebenarannya.

Terlepas dari fakta dan mitos mengenai gerhana bulan, sejumlah orang mempercayai bahwa fenomena Blue Blood Supermoon atau gerhana bulan bermakna spiritual dan ramalan yang tersembunyi, namun kita tetap harus memaknai sebagai fenomena kejadian alam biasa dan tetap harus harus memuliakan keagungan dan kebesaran Allah SWT, karena berdasarkan fakta ilmiah pun tidak ada hal yang istimewa selain kejadian alam di dunia ini.

Surtiana Yunita 2018 Dibalik Fakta dan Mitos Fenomena Super Blue "Blood" Moon. Program Studi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline