Lihat ke Halaman Asli

Tv One Goes to Campus di Universitas Islam Indonesia, Merangsang Mahasiswa Cinta Bangsa dan Anti Korupsi

Diperbarui: 3 Mei 2016   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampus perjuangan di Jalan Kaliurang KM 14,5 Daerah Istimewa Yogyakarta pada Senin 2 Mei kemarin tampak berbeda. Institusi pendidikan yang sudah mencetak beberapa tokoh nasional yang menduduki jabatan strategis di tingkat pemerintahan pusat ini tampak bersolek dan diramaikan dengan berbagai kelompok mahasiswa yang berkerumun di depan Auditorium KHA. Kahar Mudzakkir Universitas Islam Indonesia. Benar saja, karena pada hari itu memang salah satu stasiun televisi swasta nasional, yaitu Tv One sedang menyelenggarakan sebuah program yang bernama “Tv One Goes To Campus” dan kebetulan saat ini sudah tiba di Yogyakarta. Kampus satu-satunya di Indonesia yang didirikan sebelum kemerdekaan itu sengaja dipilih oleh Tv One karena beragam alasan, yang salah satu diantaranya adalah karena Universitas Islam Indonesia sejauh ini sudah berhasil menelurkan banyak alumni yang mampu menjalankan amanah dari almamater dan para pendahulu untuk menjadi alumni yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah.

            Kehadiran Tv One di Universitas Islam Indonesia mendapatkan antusiasme yang cukup tinggi dari civitas akademika setempat, hal itu dibuktikan dengan banyaknya jumlah Mahasiswa yang berminat untuk hadir dalam program acara live Suarakyat, hampir seluruhnya termasuk dosen bersedia untuk menghadiri program rutin Tv One yang ditayangkan setiap Hari Senin Pukul 19.00 WIB tersebut. Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc dalam sambutannya menyatakan sangat mengapresiasi inisiatif Tv One untuk menggelar acara tersebut secara terbuka di depan mahasiswa, karena hal itu sangat baik untuk perkembangan anak didiknya agar dalam menuntut ilmu mampu terhindar dari hal-hal yang buruk dan lebih termotivasi untuk melakukan sesuatu yang positif terutama untuk kepentingan diri sendiri dan bangsa setelah nantinya menyelesaikan masa studi di Universitas Islam Indonesia.

            Program acara Suarakyat pada malam itu dilaksanakan sebanyak 2 sesi, sesi pertama dengan judul “Tradisi dan Masa Depan Bangsa” dilakukan secara live di depan mahasiswa, dosen, tamu undangan lainnya, serta rakyat Indonesia yang menyaksikan melalui saluran televisi masing-masing di rumah, sedangkan sesi terakhir adalah tapping atau rekaman dengan mengangkat judul “Main Mata, Jual Beli Perkara” akan ditayangkan tepatnya pada Hari Senin minggu depan tanggal 9 Mei 2016 Pukul 19.00 WIB. Narasumber yang hadir pada malam itu cukup menginspirasi para tamu undangan khususnya Mahasiswa yang memang sengaja dipersiapkan secara khusus oleh UII untuk menjadi generasi penerus bangsa yang handal di segala medan dan bidang. Tokoh-tokoh tersebut adalah Ganjar Pranowo ( Gubernur Jawa Tengah ), Deddy Mizwar ( Wakil Gubernur Jawa Barat ), Prie GS ( Budayawan ), Gayus Lumbuun ( Hakim Agung RI ), dan Mahfud MD ( Guru Besar Fakultas Hukum UII dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ). Program yang bertujuan untuk berdialog menguji perspektif, demi Indonesia yang lebih baik itu juga dipandu secara langsung oleh host M. Qadari dan Effendi Gazali.

            Pada saat sesi judul “Tradisi dan Masa Depan Bangsa”, Tv One bersama para narasumber yang hadir mengangkat survei tentang apakah seorang pemimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia itu harus berasal dari sebuah suku tertentu misalnya Jawa, atau masyarakat mengizinkan jika ada tokoh potensial lainnya yang baik secara integritas dan kompetensi sebagai seorang Presiden namun bukan berasal dari Jawa. Pada saat survei tersebut dilempar kepada mahasiswa Universitas Islam Indonesia, hampir semuanya lebih menyepakati bahwa seorang pemimpin yang baik itu tidak harus dari suku tertentu, yang paling dibutuhkan oleh negara saat  ini adalah mereka yang mempunyai kemampuan untuk melakukan pengelolaan yang baik terhadap negara beserta isinya, memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, dan tidak korupsi. Dari semua pendapat yang disampaikan oleh mahasiswa dan tamu undangan lainnya pada waktu itu, akhirnya mengerucut pada sebuah kesimpulan bahwa Presiden Republik Indonesia harus mampu melakukan penegakan hukum yang baik di dalam negeri, karena law enforcement tersebut pada akhirnya akan menciptakan multiplier effect berupa berkurangnya angka korupsi nasional yang juga berimbas pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat, peningkatan ekonomi nasional, dan terciptanya budaya anti korupsi.

            Acara berlanjut ke sesi berikutnya, yakni “Main Mata, Jual Beli Perkara” yang dilakukan secara tapping di tempat yang sama dengan narasumber Mahfud MD dan Gayus Lumbuun. Tv One mengangkat judul tersebut karena Universitas Islam Indonesia menjadi salah satu kampus yang sukses melahirkan penegak hukum handal sehingga mampu menduduki berbagai posisi strategis di beberapa lembaga negara, sebut saja Busyro Muqoddas yang pernah sukses menjadi Pimpinan KPK, Suparman Marzuki ( Mantan Ketua Komisi Yudisial ), Marwan Jafar ( Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada Kabinet Kerja 2014–2019 ), Artidjo Alkostar ( Hakim Agung ). Pada saat sesi ini berjalan, para hadirin tampak semakin antusias untuk mengikuti meskipun waktu sudah semakin malam, karena memang judul yang diangkat sangat sesuai dengan realita kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia saat ini. Ketika dimintai pendapatnya tentang pentingnya pendidikan antikorupsi sejak dini kepada mahasiswa, Rektor Universitas Islam Indonesia mengatakan bahwa hal tersebut mahapenting karena jenjang pendidikan di tingkat universitas, baik itu sarjana, pascasarjana maupun profesi sangat menentukan arah mahasiswa selanjutnya baik itu dalam hal karir maupun perilaku dalam lingkungannya.

            Universitas Islam Indonesia bahkan sudah memberlakukan adanya nota kesepahaman antara calon alumni dengan pihak kampus, sehingga ketika nanti ditemukan ada oknum yang terjerat korupsi dan terbukti alumni UII, maka ijazahnya akan dicabut oleh pihak kampus. Perjanjian tersebut disambut baik oleh mahasiswa karena mereka juga bersedia untuk menepati komitmen dengan almamaternya, Alumni Universitas Islam Indonesia yang sekaligus Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD bahkan menantang rektor UII untuk menjalankan komitmen tersebut dengan cara penandatanganan surat perjanjian antara mahasiswa dengan pihak kampus pada saat berlangsungnya upacara wisuda, sehingga saat nanti lulus, secara langsung alumni UII telah terikat dengan komitmen yang mereka sepakati sendiri. Karena harus diakui, jika sampai ada koruptor yang terbukti bersalah dan kebetulan merupakan alumni Universitas Islam Indonesia, hal tersebut tidak hanya memalukan Indonesia secara umum, tetapi secara khusus juga mencoreng institusi pendidikan yang didirikan oleh Mohammad Hatta dan kawan-kawan tersebut.

            Hakim Agung Republik Indonesia, Gayus Lumbuun yang juga menjadi narasumber pada senin malam kemarin memberikan pandangannya, bahwa di dunia ini khususnya Indonesia, masih cukup banyak penegak hukum yang baik, beliau berani memberikan garansi presentase perbandingan antara jumlah aparat hukum yang baik dan tidak baik adalah 50 : 50. Namun meskipun demikian, masyarakat belum perlu untuk senang dahulu, karena, masih menurut beliau, angka tersebut bisa saja berubah jika kesempatan untuk melakukan korupsi di semua jenjang jabatan dan semua lembaga negara tidak ditutup sama sekali. Maka akan menjadi percuma jika antisipasi yang dilakukan oleh negara saat ini hanya dengan cara memperkuat peraturan perundang-undangan dan memperberat sanksinya, termasuk jika KPK juga akan terus ada sebagai lembaga anti korupsi yang superbody.

             Pada intinya program acara yang dihadirkan oleh Tv One pada Senin kemarin cukup menginspirasi dan mampu memberikan wawasan yang luas kepada semua pihak terutama mahasiswa dari berbagai jurusan dan fakultas di Universitas Islam Indonesia. Berjalannya acara pun terbilang lancar dan tanpa hambatan sama sekali meskipun pada awal acara hingga pertengahan sempat diiringi dengan demo menolak kehadiran Ganjar Pranowo karena isu pencemaran lingkungan terkait pembangunan pabrik semen di Kabupaten Pati dan Rembang Jawa Tengah, namun demo tersebut berlangsung cukup tertib dan demokratis dengan kawalan aparat keamanan kampus dan Kepolisian sehingga tidak sampai mengganggu kegiatan yang berlangsung di dalam Auditorium KHA Kahar Mudzakkir UII. Semoga di masa mendatang semakin banyak media massa lainnya yang berinisiatif untuk menghadirkan program acara bermanfaat dan bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada mahasiswa demi menjadi generasi penerus bangsa yang siap tempur, terima kasih Tv One.

Sumber Foto : twitter.com/suaRAkyat_tvOne

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline