Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Manusia

Diperbarui: 25 Desember 2023   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh merupakan hal yang sangat penting. Hal ini karena dengan memiliki tubuh yang sehat dan bugar dapat mencegah tubuh terserang penyakit sehingga kita dapat tetap menjalankan aktifitas sehari-hari. Menerapkan hidup sehat tentu akan membantu agar terhindar dari risiko penyakit, baik di masa sekarang hingga masa depan. Sebab, hidup sehat bisa meningkatkan sistem imunitas tubuh dan membantu melawan radikal bebas yang menyerang tubuh. Namun kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan masih banyak orang mengonsumsi sesuatu yang berbahaya tanpa melihat dampaknya. Salah satunya masih banyak orang yang merokok.

Rokok merupakan hasil olahan tembakau termasuk cerutu atau bentuk lainnya. Rokok yang dikonsumsi dapat menghasilkan asap rokok yang sangat berbahaya bagi kesehatan perokok itu sendiri (perokok aktif) maupun orang lain yang menghirup asap rokok disekitarnya (perokok pasif). Pada dasarnya dari 1 batang rokok terkandung 4000 senyawa kimia, 400 zat berbahaya dan 43 zat bersifat karsinogenik. Kandungan senyawa kimia dalam sebatang rokok diantaranya adalah nikotin, acetone, napthylamine, methanol, pyrene, dimethylnitrosamine, naptalene, cadmium, carbon monoxide, benzopyrene, vinyl chloride, hydrogen cyanide, toluidine, ammonia, urethane, toluene, arsenic, dibenzacridine, phenol, butane, polonium-210, tar (Kemenkes, 2017).

Nikotin adalah alkaloid tanaman yang ditemukan di tanaman tembakau dan merupakan konstituen utama tembakau yang bertanggung jawab atas karakter adiktifnya. Efek nikotin pada sistem saraf pusat (SSP) menstimulasi perifer yang dimediasi melalui pelepasan beberapa neurotransmitter yang dapat menyebabkan vasokonstriksi perifer, peningkatan tekanan darah, takikardia, peningkatan curah jantung dan pengurangan kecemasan (Onor, et al., 2017). Nikotin mempunyai pengaruh utama terhadap otak dan sistem saraf, juga dapat member pengaruh menenangkan. Namun nikotin juga merupakan obat yang bersifat aditif atau menyebabkan kecanduan (Armstrong, 1982).

Prevalensi pengguna rokok remaja umur 10-18 tahun di Indonesia mengalami peningkatan yang awalnya 7.2% di tahun 2013 menjadi 9.1% di tahun 2018 (Riskesdas, 2018). Berdasarkan World Health Organization pada tahun 2019 pengguna rokok umur 13-15 tahun di Indonesia keseluruhan sebanyak 19.2%, dengan pengguna rokok laki-laki sebanyak 35.6%, dan pengguna rokok perempuan sebanyak 3.5%. Seiring dengan prevalensi yang meningkat, penyakit yang terkait dengan penggunaan tembakau dan perilaku merokok juga meningkat. Merokok menjadi salah satu masalah di masyarakat karena dapat banyak menimbulkan kerugian dari segi sosial, moral, ekonomi finansial, maupun kesehatan.

Iritasi akibat asap rokok secara terus menerus di saluran napas dan jaringan paru menyebabkan saluran napas menjadi lebih sembab dan basah, sehingga memudahkan kuman atau bakteri serta debu menempel di saluran napas. Selanjutnya dapat terjadi peradangan dan berlanjut menjadi infeksi. Banyak kasus anak yang mengalami batuk lama berulang dan infeksi ternyata setelah dicari penyebabnya karena orang tuanya seorang perokok. Perokok pasif sama risikonya mengalami penyakit paru.

Kebiasaan merokok telah terbukti merupakan penyebab terhadap kurang lebih 25 jenis penyakit yang menyerang berbagai organ tubuh manusia. Penyakit-penyakit tersebut antara lain adalah kanker mulut, esophagus, faring, laring, paru, pankreas, dan kandung kemih. Juga ditemukan penyakit paru obstruktif kronis dan berbagai penyakit paru lainnya, yaitu penyakit pembuluh darah. Apalagi kalau kebiasaan merokok ditambah lagi dengan meminum alkohol. Berbagai temuan ilmiah menunjukkan bahwa menghentikan kebiasaan merokok amat baik pengaruhnya terhadap pencegahan terjadinya penyakit-penyakit yang telah diuraikan terdahulu.

Efek dari perokok yang paling pertama merusak organ tubuh akibat asap rokok adalah paru-paru. Asap rokok tersebut terhirup dan masuk ke dalam paru-paru sehingga menyebabkan paru-paru mengalami radang, bronchitis, pneumonia. Maka sebaiknya sebelum hal itu terjadi lebih baik berhenti merokok dari sekarang juga. Ketika seseorang telah kecanduan rokok, nikotin yang terkandung dalam tembakau merangsang otak untuk melepas zat yang memberi nyaman (Dopamine). Seorang pecandu saat tidak merokok, mengalami gejala putus nikotin seperti rasa tidak nyaman.

Upaya penaggulangan masalah rokok yang dapat dilakukan adalah meningkatkan harga rokok dengan menaikkan pajak rokok. Tingginya pajak rokok dapat mempengaruhi kegiatan merokok dari golongan anak-anak dan remaja serta perokok dari golongan menengah kebawah. Upaya lain adalah memasang peringatan pada bungkus rokok. Peringatan untuk tidak merokok diberlakukan pada lingkungan-lingkungan tertentu, seperti lingkungan sekolah, gedung pemerintah, fasilitas kesehatan, atau dalam penerbangan tertentu. Mendirikan klinik berhenti merokok, seperti Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia, dan lain-lain. 

Penanggulangan pengaruh rokok dan asap rokok merupakan tanggung jawab semua pihak. Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi profesi dokter, media massa, alim ulama, dan masyarakat luas memiliki tanggung jawab bersama dalam mengatasi masalah rokok. Dalam pelaksanaan program penanggulangan tersebut, pemerintah dapat menjalin kerjasama dengan organisasi internasional World Health Organization (WHO), Asia Pacific Association for The Control of Tobacco, dan lain-lain. Masalah rokok bukan persoalan mudah tetapi semua pihak harus mendapat informasi yang lengkap tentang pengaruh negatif rokok, memahami peran, dan memberikan kontribusi terhadap penanggulangan pengaruh rokok tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline