Regulasi emosional merupakan keterampilan penting yang harus dikembangkan pada anak-anak untuk mendorong kesuksesan mereka. Apa itu regulasi emosi? Mengapa regulasi emosi penting bagi keberhasilan seorang anak? Mari kita lihat jawabannya di bawah ini.
Regulasi emosional adalah kemampuan seseorang untuk secara efektif mengelola dan menanggapi pengalaman emosional. Dengan regulasi emosi yang baik, kita dapat bereaksi dengan baik terhadap situasi emosi yang berbeda. Di sisi lain, tanpa regulasi emosi yang baik, mudah merasa kewalahan dan bereaksi tidak sehat terhadap situasi. Regulasi emosi juga merupakan kemampuan untuk mengenali, mempertahankan,mengelola dan kemudian memilih cara untuk mengekspresikan emosi yang paling sesuai dengan situasi di sekitarnya. Kemampuan mengatur emosi tidak hanya ditentukan oleh kondisi internal individu melainkan dipengaruhi oleh lingkungan sosial sekitarnya. Lingkungan pertama dan hal utama bagi individu adalah keluarga.
Seorang konselor psikiatri Madhuleena Roy Chowdhury, BA memberikan contoh. Misalnya, mungkin seorang anak akan merasa takut dihukum ketika membuat sebuah kesalahan sehingga berusaha menutup-nutupinya padahal pada akhirnya akan diketahui juga oleh orang tuanya dan mungkin tetap akan mendapatkan hukuman. Dalam hal ini anak memberikan respon yang tidak tepat terhadap rasa takutnya karena ternyata apa yang dilakukannya sia-sia. Namun, jika kita sedang diburu oleh binatang buas di hutan, maka mengejar perasaan yang sama, yaitu "ketakutan", mungkin merupakan jawaban yang tepat.
Mengapa kemampuan regulasi emosi pada anak begitu penting untuk kesuksesan mereka? Satu studi menemukan bahwa pada anak-anak prasekolah, ada hubungan positif antara regulasi emosi dan prestasi akademik awal mereka (termasuk keterampilan melek huruf dan matematika). Hal ini mengindikasikan bahwa regulasi emosi dapat memberikan dampak positif pada pembelajaran anak. Selain itu, pengaturan emosi juga penting untuk masa depan anak. Regulasi emosional yang dipelajari di masa kanak-kanak dipertahankan sebagai keterampilan hidup yang penting hingga dewasa. Satu studi menemukan bahwa kemampuan mengatur emosi sangat terkait dengan kemakmuran dan kesuksesan finansial.
Banyak anak dengan keterlambatan perkembangan dalam pengaturan emosi, meskipun mereka tidak lagi mengamuk, masih bermasalah karena perilaku impulsif dan tidak pantas mereka. Selain berpotensi mempersulit kehidupan pengasuhnya, mengingat kemampuan mengatur emosi seseorang tetap terjaga di masa dewasa dan mempengaruhi kesuksesan, maka tentunya kita tidak boleh diam jika anak Anda memiliki masalah dalam mengatur emosi.
Pentingnya mengajarkan anak mengelola emosi yakni jangan pernah remehkan perkembangan emosi anak kecil saat masih kecil. Ekspresi emosi anak yang disepelekan, bahkan dianggap tidak penting, dapat memberikan dampak psikologis yang kurang baik bagi perkembangan anak. Jika hal ini terjadi dan tidak ditangani, hal ini dapat meninggalkan kesan dan mengarah pada tindakan lebih lanjut di masa mendatang. Perilaku buruk yang dilakukan anak saat beranjak dewasa tidak hanya muncul secara tiba-tiba, namun beberapa perilaku tersebut masih berkaitan dengan masa lalunya dan efek psikologis yang dialaminya di masa kanak-kanak. Dan seringkali orang tua tidak mau memahami masalah ini, sehingga mereka menyerahkan semuanya kepada anak-anak mereka.
Ketidakpedulian ini dan perlu atau tidaknya mengajak anak belajar mengelola emosi dapat menimbulkan berbagai masalah bagi perkembangan perilaku anak dalam berbagai bentuk. Misalnya tawuran, bullying, mudah emosi, sulit mengendalikan amarah, dll. Untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi pada anak, penting untuk mengajari mereka mengelola emosi. Anak yang belajar mengelola emosinya akan membuat perkembangan psikologisnya lebih stabil dan lebih mudah dikendalikan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran orang tua dalam perkembangan kemampuan anak dalam mengatur emosi dapat dalam tiga bentuk yaitu peran sebagai panutan, pendidik dan pencipta suasana kasih sayang dalam keluarga. Meskipun kemampuan mengatur emosi secara tepat meningkatkan kesejahteraan subjektif, dan kemampuan mengatur emosi negative memengaruhi perilaku negatif atau kecenderungan untuk khawatir atau depresi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menyadari peran yang mereka mainkan dalam mengembangkan keterampilan pengaturan emosi anak mereka.
Ada banyak cara untuk melakukannya mengembangkan regulasi emosional hak untuk anaknya adalah memberi panutan atau contoh pengelolaan emosi itu baik, misalnya tidak menunjukkan membabi buta marah melainkan lebih banyak kontrol; memberikan instruksi dan konseling dalam manajemen emosi tepat, misalnya dengan mengingatkan anaknya saat mengungkapkan kemarahan berlebihan; dan menciptakan suasana perasaan yang baik, misalnya menciptakan cinta keluarga dan solidaritas sayang, jarang berdebat, atau menciptakan peluang bagi anak-anak mereka ungkapkan apa yang kamu rasakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H