Lihat ke Halaman Asli

Luthfi Rohayati

Sang Pembelajar

JNE dan Ibu Produktif dari Dalam Rumah

Diperbarui: 31 Desember 2020   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Jika ada sebuah pertanyaan, "Mana yang lebih disukai? Memberi atau diberi?" Bisa jadi jawaban setiap orang berbeda. Ada yang senang memberi. Ada yang suka diberi. Menerima sesuatu apalagi yang sedang diinginkan tentunya merupakan sebuah kebahagiaan. Namun, melihat ulasan senyum dan rona bahagia mereka ketika menerima sesuatu adalah kepuasan batin yang tak terhingga. Karena berbagi menumbuhkan kebahagiaan. Itulah kebahagiaan sejati.

Ketika berpikir untuk berbagi, mungkin yang terlintas dalam pikiran kita adalah memberikan sesuatu yang 'wah' bahkan dalam jumlah banyak sehingga pada akhirnya membuat kita sering menunda untuk memberi. Padahal, senyum tulus serta sapaan hangat ketika bertemu sudah cukup untuk membuat orang lain bahagia, bukan? Seperti yang dilakukan kurir JNE beriringan dengan teriakan, "Pakeeeeeeeeet!"

Ya. Sebagai seorang istri yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga sejak tahun 2015 pasca melahirkan anak pertama, membuat saya semakin akrab dengan jasa ekspedisi satu ini. Keputusan untuk berada di rumah membersamai anak tidak menutup kesempatan bagi saya untuk tetap bisa berkarya dan berbagi kebahagiaan untuk banyak orang. Menjadi produktif dari dalam rumah. Begitulah kira-kira semboyannya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi yang meroket secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi perubahan gaya hidup sebagian besar masyarakat saat ini. Bagaimana tidak? Hampir sebagian besar keinginan kita saat ini bisa diakses hanya dalam genggaman. Salah satunya adalah belanja. Ya. Aktivitas shopping yang tadinya harus membuat kita memadati mall-mall ibu kota, kini sudah bisa dilakukan hanya menggunakan gawai. Pembeli hanya duduk manis di rumah menanti kurir JNE berteriak, "Pakeeeeet!" Sungguh kebahagiaan yang hakiki.

Melihat peluang bahwa di era digital saat ini sangat memungkinkan untuk tetap bisa berkarya dan berbagi kebahagiaan dari dalam rumah, saya memutuskan untuk mulai jualan online. Aktivitas yang tetap bisa menghasilkan uang namun tetap bisa membersamai keluarga di rumah. Kurang lebih 5 tahun malang melintang dalam dunia per-onlineshop-an, membuat saya memiliki banyak pengalaman dengan berbagai jasa ekspedisi.

Salah satu yang paling berkesan adalah akhir tahun lalu yaitu Desember 2019 ketika moment year end sale, saya diharuskan membeli minimal 100 pcs produk fashion kepada suplier agar mendapatkan diskon besar sehingga saya bisa berbagi kebahagiaan lebih kepada tim reseller dengan memberikan diskon kepada mereka sebesar 50%.

Setelah mengumpulkan pesanan dari tim reseller dan customer, terkumpulah lebih dari 100 pcs baju, hijab, dan lain-lain yang siap dikirim dari suplier di Tangerang Selatan ke alamat saya di Jakarta Timur. Tantangan yang muncul ketika mendapati bahwa berat keseluruhan paket yang harus dikirim adalah hampir 42 kg. Kemudian saya bertanya dalam hati, "Berapa kira-kira biaya ongkos kirimnya ya?" Karena menurut kalkulasi saya, berat segitu jika dikalikan dengan harga normal, maka akan menghabiskan dana hampir 400 ribu hanya untuk biaya ongkos kirim.

Kemudian saya teringat bahwa beberapa tahun lalu, saya pernah mendapatkan pesanan buku yang beratnya sekitar 20 kg kemudian disarankan untuk menggunakan layanan JTR dari JNE oleh suplier karena biaya ongkos kirim yang ditawarkan sangat kompetitif. JTR (JNE Trucking) adalah layanan pengiriman dalam jumlah besar dengan menggunakan armada truk melalui darat dan laut dengan harga yang kompetitif. (www.jne.co.id). Saya sangat bersyukur dengan adanya layanan JTR dari JNE ini karena paket seberat hampir 42 kg hanya dikenai biaya ongkos kirim yang sangat murah yaitu Rp 77.500 saja. Itu artinya, saya bisa menghemat biaya ongkos kirim sebesar 80% dari harga normal. Sungguh sebuah kemudahan yang membahagiakan. Terimakasih JNE.

Sepanjang perjalanan menggeluti dunia online shop, baik sebagai penjual maupun pembeli, kata-kata JNE yang paling sering terngiang di kepala dan menjadi sesuatu yang refleks ketika menghadapi atau memberikan pertanyaan, "Mau dikirim pakai ekspedisi apa, Kak?". Jawabannya nggak jauh-jauh dari "JNE aja, Kak". Begitulah. Seperti, "ingat ekspedisi, ingat JNE". Keberadaaan JNE yang sudah 3 dekade ini mampu menghipnotis para pengguna jasa ekspedisi karena kemudahan yang diberikan, variasi layanannya, daerah jangkauannya, harga yang kompetitif, hingga servis yang maksimal.

Selain itu, ada salah satu nilai lebih yang dimiliki oleh perusahaan JNE. Sebagai perusahaan yang memiliki nilai religius, JNE menyantuni anak yatim pada perayaan puncak HUT JNE yang ke-30 yang dilakukan secara virtual live di Megahub JNE di Tangerang, Banten. Hal ini sejalan dengan tagline JNE dalam menjalankan bisnis yaitu "Connecting Happines" yang berarti mengantarkan kebahagiaan. Berbagi kebahagiaan dalam hal ini memiliki makna yang luas. Bukan hanya tentang pengiriman paket, namun juga melingkupi berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti SDM, infrastruktur, teknologi informasi, dan lingkungan sekitar.

Semoga keberadaan JNE yang sudah 30 ini semakin memberikan kesan di hati masyarakat seiring dengan semakin majunya JNE dan meningkatnya kualitas pelayanan. Jayalah terus JNE!

#jne #jne30tahun #Connectinghappiness #30tahunbahagiabersama




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline