Lihat ke Halaman Asli

Luthfiana Salsabila K.

Mahasiswa Farmasi Universitas Negeri Semarang

Peran Literasi Digital dalam Menyuarakan Aspirasi Rakyat

Diperbarui: 27 Oktober 2024   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1 : Populasi dan Penggunaan Literasi Digital Indonesia (sumber : wearesocial.com)

    Literasi digital semakin penting di era digital saat ini sebagai sarana bagi masyarakat untuk lebih efektif mengekspresikan tujuannya. Berkat pertumbuhan teknologi informasi dan ketersediaan akses ke internet, publik kini dapat menggunakan berbagai platform digital untuk menyuarakan kritik, mengungkapkan pendapat, dan menggalang dukungan untuk isu-isu yang mereka anggap penting. Keterampilan literasi digital masyarakat yang mencakup kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi di lingkungan online secara bertanggung jawab memiliki dampak signifikan pada seberapa baik media digital dapat digunakan untuk mengekspresikan suatu aspirasi.

  • Pentingnya Literasi Digital dalam Menyuarakan Aspirasi Rakyat

      Kemampuan untuk mengakses, menilai, dan memproduksi konten digital secara etis dan bertanggung jawab merupakan komponen dari literasi digital. Literasi digital memainkan peran penting dalam mengekspresikan ambisi masyarakat dengan cara-cara berikut:

1. Meningkatkan Akses dan Jangkauan Informasi

      Masyarakat dari berbagai latar belakang dapat mengakses pengetahuan dari berbagai sumber berkat literasi digital, yang memperluas sudut pandang dan pemahaman mereka tentang masalah-masalah baru. Dengan bantuan media sosial dan platform internet, informasi dapat dibagikan dengan cepat dan luas, memungkinkan masyarakat untuk terlibat dalam percakapan melampaui batas geografis. Peningkatan ketersediaan informasi dan keterlibatan publik dalam mengungkapkan tujuan bergantung pada literasi digital.

      Berdasarkan statistik populasi Indonesia per Januari 2024, seperti yang terlihat pada gambar di atas, studi We Are Social dan Meltwater (2024) menyatakan:

  • Jumlah Penduduk: Ada 278,7 juta orang yang tinggal di Indonesia, dan 58,9% dari mereka tinggal di kota. Populasi tumbuh sebesar 2,3 juta, atau 0,8%, dalam 12 bulan terakhir.
  • Koneksi Seluler: Di Indonesia, terdapat 353,3 juta koneksi seluler aktif, yang lebih banyak daripada jumlah populasi negara tersebut (126,8%). Jumlah koneksi seluler meningkat sebesar 0,7%, atau 1,5 juta, dibandingkan tahun sebelumnya.
  • Pengguna Internet: 185,3 juta individu menggunakan internet, yang mewakili 66,5% dari populasi. Selama tahun lalu, angka ini telah meningkat sebesar 1,5 juta pengguna (0,8%).
  • Pengguna Media Sosial: 49,9% dari populasi Indonesia, atau 139 juta orang, adalah pengguna media sosial aktif. Angka ini tidak berubah dari tahun sebelumnya.

       Menurut data diatas, sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki akses ke media sosial dan internet, yang merupakan kesempatan fantastis untuk meningkatkan literasi digital. Penetrasi internet yang tinggi dan konektivitas seluler adalah sumber daya yang berharga untuk penyebaran informasi dan mendorong keterlibatan publik dalam menyampaikan aspirasi.

2. Memberikan Wadah untuk Aspirasi Kolektif

       Untuk mengumpulkan petisi dan merencanakan kampanye online, jaringan digital seperti Facebook, Instagram, TikTok, Twitter, dan Change.org sering digunakan. Memahami literasi digital dapat membantu komunitas menciptakan komunitas yang mendukung tujuan serupa, memperkuat dan memperbesar suara mereka. Statistik khusus berikut mendukung fungsi situs media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan Twitter dalam mengumpulkan petisi dan mengoordinasikan kampanye online:

  • Pengguna Aktif Platform Sosial di Indonesia (2024): Penelitian We Are Social dan Meltwater dari Januari 2024 menyatakan bahwa 139 juta orang Indonesia, atau 49,9% dari total populasi negara Indonesi, menggunakan media sosial. Platform populer seperti TikTok, Instagram, dan Facebook memiliki jumlah pengguna yang signifikan. Karena basis pengguna mereka yang besar, platform-platform terkenal menjadi media yang berguna untuk menggerakkan dukungan dan menyebarkan informasi.
  • Gerakan #JusticeForAudrey di Twitter: Pada tahun 2019, kasus perundungan seorang siswa Pontianak menarik banyak perhatian berkat kampanye #JusticeForAudrey di Twitter. Hashtag ini dengan cepat mendapatkan popularitas, memicu percakapan nasional dan meningkatkan kesadaran publik tentang perundungan. Kampanye ini menunjukkan bagaimana isu-isu sosial dapat disuarakan di Twitter.
  • Kampanye Lingkungan di TikTok: Pada 2022 hingga 2024, kampanye Pandawara Group di TikTok viral, dengan jutaan views. Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. Dengan memanfaatkan fitur video pendek, TikTok memungkinkan pengguna untuk berbagi informasi secara kreatif dan menjangkau audiens lebih luas.
  • Platform Change.org: Change.org Indonesia, yang terintegrasi dengan media sosial, memiliki lebih dari 5 juta pengguna aktif. Petisi online seperti "Dukung RUU PKS" dan "Cabut Omnibus Law" menarik ratusan ribu tanda tangan berkat penyebarannya di Facebook dan Instagram, yang memperkuat advokasi publik terhadap isu sosial dan politik.

       Data ini memperlihatkan bahwa dengan literasi digital, masyarakat dapat menggunakan platform sosial untuk menggalang dukungan dan menciptakan perubahan, baik melalui kampanye kesadaran, petisi online, atau advokasi untuk isu sosial dan politik.

3. Memastikan Keabsahan Informasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline