Lihat ke Halaman Asli

Luthfiah Rima Hayati

Mahasiswi di Universitas Riau

Rumah yang Kesepian

Diperbarui: 24 Maret 2024   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edited on Canva

Ini kisah tentang rumah yang kesepian. Katanya, dia ditinggal pergi oleh pemiliknya yang telah menemukan rumah baru di tengah kota. Rumah itu berdiri megah dan di desain oleh arsitektur ternama. Halamannya jauh lebih luas dari rumah ini.

Ini kisah tentang rumah yang kesepian. Katanya, dia ditinggal oleh pemiliknya karena konstruksi nya sudah tidak kokoh lagi. Pemiliknya ingin rumah yang kuat bahkan saat di terpa angin badai sekalipun. Orang-orang butuh rumah sebagai tempat berteduh dari semua cuaca, tapi rumah itu jelas sudah bisa menjadi pilihan. Bangunannya tampak kecil dan lapuk.

Ini kisah tentang rumah yang kesepian. Letaknya jauh dari hiruk pikuk keramaian. Dipenuhi lumut dan dedaunan kering yang jatuh menimpa halaman depan. Rerumputan bahkan telah memenuhi halaman depan rumah itu. Rasa-rasanya jika ingin masuk kedalam rumah, kalian harus membawa parang untuk menebas rumput yang tinggi itu agar kalian bisa dengan mudah berjalan.

Ini kisah rumah yang kesepian. Tidak ada lagi orang yang peduli dengannya. Keberadaannya bahkan dianggap tidak ada. Orang-orang sekitar mengucilkan rumah itu, menyebutnya sebagai rumah yang kesepian. Sendiri di tinggal pemiliknya. Tidak di perjualbelikan dan juga tidak ada yang berminat untuk membelinya.

Ini kisah tentang rumah yang kesepian. Rumah itu mungkin aku, kamu, atau siapapun di luar sana yang selalu merasa sendirian. Merasa di kucilkan, di tinggalkan, di hina, dan tidak di pedulikan. Di balik kesepian itu, mungkin kamu sadar bahwa kamu hanya butuh sendiri untuk bertahan di dunia yang keji. Percayalah, dunia bekerja dengan cara yang sama untuk semua orang. Walau ditinggalkan, kamu hanya perlu bangkit. Berdiri menjadi rumah yang baru, yang merasa layak untuk di tinggali

Ini kisah tentang rumah yang kesepian. Aku berharap kamu kuat. Tapi, katanya di akhir kisah ini, rumah itu akhirnya mati di peluk rasa sepi.

TAMAT.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline