Lihat ke Halaman Asli

Luthfia Nur Azizah

Mahasiswa PG PAUD FKIP Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Ibu Rumah Bercerita

Diperbarui: 30 Januari 2024   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ibu Rumah Bercerita

 

Oleh:

Luthfia Nur Azizah dan Iyan Sofyan

 (Mahasiswi dan Dosen PG PAUD FKIP Universitas Ahmad Dahlan)

 Setiap tanggal 22 Desember diperingati Hari Ibu. Ibu yang seharusnya sebagai pendidikan pertama dan utama untuk anak sejak dini. Namun pada kenyataannya saat ini seorang ibu tidak menutup kemungkinan untuk berbuat tindak kekerasan kepada anak kandungnya sendiri. Pada Januari 2023, anak yang menjadi korban kejahatan dan kekerasan mencapai 905 anak (Sumber: databoks.katadata.co.id, 2023). Bahkan ada ibu yang tega membunuh anak kandungnya sendiri, seperti di Subang ada seorang ibu yang membunuh anak kandungnya sendiri pada bulan Oktober tahun 2023 ini (Sumber: bandung.kompas.com, 2023). Padahal, dalam American Journal of Perinatology, disebutkan awal-awal kehidupan anak merupakan masa kritis yang membentuk bonding ibu dan anak (Sumber: haibunda.com, 2018).

Masa kanak-kanak, bonding antara ibu dan anak dapat dibangun dengan meluangkan waktu sang ibu. Ibu harus mampu membagi waktu untuk anak, misalnya mempunyai lebih banyak waktu bermain dan berinteraksi dengan anak, karena masa kanak-kanak adalah masa untuk berkembang. Sehingga jika antara ibu dan anak sering bertukar cerita maka anak akan merasa semakin nyaman bila ada didekat sang ibu. Hanya dengan pelukan kecil pun juga dapat membentuk bonding antara ibu dan anak, dengan pelukan tersebut anak akan merasa tenang, karena energi cinta dari sang ibu akan tersalurkan ke anak.

 Setiap orang tentu akan mempunyai masalah disetiap harinya, mulai dari hal kecil, bahkan sejak kita kecil. Misalnya saja sejak usia dini anak dapat memiliki masalah, masalah dengan temannya, seperti bertengkar kecil karena saat mengantri untuk bermain tiba-tiba didahului oleh temannya sehingga berujung berebutan untuk bermain, atau bisa juga anak merasa tidak ditemani, dan berakhir menangis. Anak akan menceritakan semua hal tersebut kepada ibunya karena ibu dianggap sebagai seseorang pendengar yang baik, seorang yang memberikan ketenangan dan seseorang yang mengetahui karakter asli kita.

 Anak-anak yang berumur 4-6 tahun akan mengeksplorasi dunianya dengan banyak berbicara dan bercerita. Tidak hanya masalah-masalah yang akan diceritakan oleh anak kepada sang ibu, anak juga akan menceritakan tentang sesuatu yang menyenangkan kepada ibunya, menceritakan apa saja yang sudah dilakukan saat di sekolah, seperti bercerita bahwa di sekolah anak berhasil menggambar dan mewarnai dengan baik, bisa menyusun puzzle, bisa main ayunan, perosotan, jungkat-jungkit dan lain-lain tanpa terjatuh, sehingga anak merasa puas dan senang.

Bisa juga anak bercerita bahwa saat di sekolah bermain dengan rukun dengan teman-temannya, hal apapun akan diceritakan oleh si anak, walau tidak menutup kemungkinan anak bisa juga bercerita dengan melebih-lebihkan. Sang ibu akan merespon semua cerita anak dengan tepat karena ibu tahu persis bagaimana karakter sang anak.

Namun, tidak hanya dari sisi anak saja yang didorong supaya mau bercerita, tetapi dari pihak ibu juga harus mampu memberikan contoh, misalnya dengan bersifat terbuka kepada anak. Bersifat terbuka dengan terlebih dahulu sang ibu menceritakan tentang kegiatan yang telah dilakukan dan diceritakan dengan positif. Saat bercerita, sang ibu juga harus menyamakan ekspresi dengan hal yang sedang ia ceritakan kepada anaknya. Misalnya menunjukkan ekspresi sumringah saat menceritakan kegiatan yang menyenangkan. Setelah ibunya menceritakan kegiatannya, sang ibu dapat memancing anak dengan kembali bertanya tentang apa saja yang anak sudah lakukan atau adakah hal yang membuat anak merasa sedih maupun senang, sehingga anak juga akan bersifat terbuka dengan ibunya. Anak pun juga dapat bercerita dengan ekpresi yang sesuai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline