Lihat ke Halaman Asli

Menggapai Impian

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sela waktu kesendirianku, aku berfikir tuk dapatkan cara untuk berubah dalam kehidupan yang seperti ini, kehidupan yang monoton, kehidupan yang biasa saja, tanpa adanya suatu tantangan. Perasaan gelisah yang selalu selimuti hatiku. Jiwa tak tenang, tak hentinya menghantui pikirku. Disinilah kudapati beribu rintangan dalam hidup, saatku gagal, begitu banyak cemoohan yang diberikanku, yang membuatku lemah dan putus asa, itulah yang menjadi teman sejati dalam kehidupanku. Bersama impian dan harapan untuk membahagiian kedua orang tua. Ku kembali bersimpuh pada-Nya, dan k u percaya pada Allah. Dia mampu merubah malam menjadi siang, gelap menjadi terang, apalagi merubah hambanya untuk mewujudkan impian dan harapan. Disitulah ku dapati arti hidup sejati, ku mulai semngat baru. Kuputuskan untuk berjuang, ku buka lembaran-lembaran baru, tak peduli siang malam ku berusaha dengan sekuat tenaga, hujan badai kembali ku terjang, tak peduli apa arti dari sebuah kegagalan, karena kegagalan adalah sesuatu kesuksesan yang tertunda. Ku jalani dengan berbagai cobaan, namun ku coba tegar untuk mengahdapinya, hingga ku temukan senyum bahagia yang Nampak begitu tulus di wajah kedua orang tuaku… itulah impianku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline