Lihat ke Halaman Asli

Bambu sebagai Scaffolding

Diperbarui: 18 Desember 2023   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manfaat penggunaan scaffolding menggunakan bambu

Bambu adalah salah satu tanaman yang banyak sekali dijumpai di Indonesia. Bambu sendiri memang tumbuh subur di Indonesia. Maka tidak heran, jika bambu banyak dimanfaatkan sebagai kerajinan hingga material bangunan dan masih banyak lagi. Bambu merupakan salah satu peranan penting yang digunakan sebagai scaffolding atau perancah.

Scaffolding atau perancah sendiri merupakan konstruksi pembantu pada proyek pembangunan gedung gedung pencakar langit. Scaffolding merupakan suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga material bangunan dan pekerja. Scaffolding biasanya terbentuk dari pipa atau tabung logam dan lain-lainnya. Scaffolding biasanya dibuat ketika ketinggian gedung lebih dari 2 meter dan tidak bisa terjangkau oleh para pekerja.

Salah satu alasan utama orang-orang menggunakan perancah bambu karena factor harga. Secara umum, harga bambu tentunya lebih murah  dari harga besi. Tapi, tentunya harga yang murah saja tidak menjadi factor penentu. Bambu adalah salah satu jenis kayu yang paling kuat dan bisa dibeli dengan harga murah. Selain kuat, bambu juga sifatnya fleksibel sehingga perancah bambu akan tahan gempa dan tidak mudah patah.

Hong Kong adalah salah satu tempat terakhir di dunia yang perancah dalam konstruksi bangunannya masih menggunakan bambu. Di Hong Kong, pasukan perancah yang terampil dapat mendirikan bambu dalam jumlah yang cukup untuk menelan sebuah bangunan dalam sehari bahkan berjam jam menggunakan Teknik yang berusia ribuan tahun, dan telah di wariskan dari generasi ke generasi.

Bambu perancah Hong Kong berasal dari Zhaoqing di provinsi Guangdong dan wilayah Guangxi di Tiongkok Selatan, yang berada di perbatasan Vietnam.

Bambu adalah tanaman yang pertumbuhannya sangat cepat di dunia, ada beberapa kasus juga bambu dapat tumbuh 60 cm dalam sehari, dan bisa mencapai 40 meter. Bambu memiliki akar bawah tanah yang rimpang, sehingga dapat tumbuh dengan cepat dan menghasilkan tunas baru dalam jangkauan beberapa meter. Struktur internal bambu seperti sel sehingga memungkinkannya menahan kompresi dan menjadikannya bahan yang ideal untuk perancah.

Dibandingkan dengan baja, bambu sangat jauh lebih ringan, enam kali lebih cepat untuk dipasang dan 12 kali lebih cepat untuk dibongkar. Perancah bambu tidak memerlukan mesin canggih atau peralatan rumit untuk memasangnya. Struktur yang dihasilkan juga mudah di modifikasi jika diperlukan. Perancah bambu dapat digunakan untuk keseluruhan struktur, atau sebagaian saja. Di Hong Kong banyak sekali balkon bambu menonjol dari sisi bangunan tempat renovasi. Tiang bambu juga dapat dipotong agar sesuai dengan ruangan yang ideal untuk Hong Kong, karena ruang konstruksi bisa sempit di tengah bangunan yang padat.

Bambu yang digunakan sebagai perancah minimal harus berusia 3 tahun, dan sebelum digunakan wajib dikeringkan terlebih dahulu selama 3 bulan. Setiap bagian memiliki panjang sekitar 7 meter, dapat disimpan ditempat terbuka, dan biasanya dapat digunakan 3 kali sebelum bengkok, terbelah dan lapuk

Persyaratan untuk perancah yang aman dan kokoh

  • Perancah bambu harus dipasang, diubah dan dibongkar hanya oleh pekerja yang terampil
  • Pemasangan struktur harus dimulai dari bawah ke atas, dari interior ke eksterior
  • Platform kerja harus memiliki lebar minimal 40cm, bebas dari serpihan lepas, dan tidak berlebihan bebannya
  • Layer pelindung harus dari bahan yang tahan api harus dipasang untuk membatasi benda jatuh

Beberapa dekade lalu di Hong Kong, perancah bambu bekerja di ketinggian hanya menggunakan peralatan keselamatan yang dasar, atau bahkan tidak sama sekali menggunakan peralatan keselamatan. Banyak hal yang telah berubah sejak saat itu dan para pekerja saat ini harus dilatih, memliki sertifikat, dan mengenakan perlengkapan keselamatan yang baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline