Indonesia terkenal dengan keberagaman budaya sejak zaman dahulu, salah satu contohnya adalah bergotong-royong untuk mempermudah pekerjaan yang bersifat kepentingan umum. Gotong-royong merupakan bentuk kerja sama antar warga masyarakat untuk mencapai hasil yang baik secara bersama-sama dengan musyawarah mufakat.
Kerja bakti merupakan kegiatan yang dilakukan sekumpulan masyarakat untuk menjadikan lingkungan yang lebih baik. Kerja bakti biasanya dilaksanakan setiap hari libur atau setiap ada perayaan hari besar/raya seperti, menyambut hari kemerdekaan republik Indonesia, hari raya idul fitri/idha, tahun baru hijriah, dan hari besar lainnya. Kerja bakti sangat penting dilakukan agar terpenuhinya kebutuhan orang banyak seperti memperbaiki fasiltas umum maupun kebersihan lingkungan sekitar masyarakat.
Kebersihan lingkungan pintu utama dalam mencapai kehidupan sehat yang tentunya menjadi harapan setiap warga masyarakat. Kebersihan juga merupakan unsur pokok yang menjadi cerminan kesehatan sehari-hari setiap orang. Dalam agama Islam sendiri sangat ditekankan dalam urusan kebersihan sebagaimana hadits yang artinya "Bersuci (thaharah) itu setengah daripada iman." (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi). Dalam undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangun kesehatan yang berkaitan erat dengan kebersihan. Hal inilah menjadi acuan bahwa kita harus senantiasa menjaga lingkungan agar kesehatan setiap masyarakat terjaga.
Dalam kegiatan bersih-bersih, akan menjadi lebih cepat dan mudah jika setiap warga masyarakat turut berpatisipasi dalam setiap kegiatan kerja bakti yang ada. Misalnya kerja bakti dalam rangka membersikan lingkungan dilakukan satu sampai dua kali dalam sebulan. Jika hal ini sudah berjalan dengan teratur maka banyak sekali manfaat yang akan didapatkan oleh setiap warga, tidak hanya lingkungan bersih dan sehat tapi bisa juga menjadi ajang merekatkan hubungan antar warga masyarakat.
Di dusun Pandansari, desa Tampingan, kecamatan Boja, kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yang menjadi lokasi salah satu kelompok (Kelompok 85) Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram Ke-14 UIN Walisongo Semarang Tahun 2022 (KKN MIT ke-14), masih sangat menjaga tradisi kerja bakti sebagai wujud kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Masyarakat disini sangat antusias dalam mengikuti setiap kegiatan kerja bakti, karena mereka sadar akan pentingnya kebersihan dan keindahan lingkungan mereka.
Masyarakat di dusun Pandasari ini melakukan kerja bakti setiap sebulan sekali dan setiap ada perayaan hari-hari besar. Terhitung sejak kami ber-KKN disini, masyarakat sudah tiga kali melakukan kerja bakti, mulai dari kerja bakti persiapan hari raya Idul Adha, renovasi dan pembersihan musala, dan persiapan perayaan tahun baru hijriyah. Adapun bentuk kegiatan kerja bakti masyarakat disini, ialah :
-Membersihkan selokan
Tujuannya untuk mencegah banjir dan mengurangi jentik-jentik nyamuk yang bisa menyebabkan demam berdarah. Selain itu membersihkan selokan juga bisa mengurangi bau tak sedap di sekitar lingkungan.
-Membersihkan musala
Tujuannya memberikan kesan nyaman saat beribadah. Mulai dari membersihkan sajadah/karpet, mukena, lantai, tempat wudhu, dan toilet.
-Memisahkan jenis sampah
Tujuannya agar bisa menangani sampah sesuai dengan jenisnya. Adapun jenis sampah berdasarkan sifatnya ada di yakni sampah organik dan anorganik. Sampah organik ialah sampah yang dapat digunakan kembali seperti dijadikan pupuk kompos dan lain-lain, contoh sampah organik adalah sisa-sisa makanan, dan dedaunan. Sedangkan sampah anorganik ialah sampah yang tidak bisa didaur ulang sehingga membutuhkan penanganan khusus, contonya sampah yang berbahan dasar plastik.
-Memotong rumput
Tujuannya agar sepanjang jalan terlihat bersih, rapi, dan terhindar dari hewan yang bisa membahayakan manusia seperti ular, dan lainnya.
-Pemasangan umbul-umbul dan lampu jalan
Tujuannya agar sepanjang jalan terlihat meriah dan menarik perhatian setiap orang yang melihatnya.
Masyarakat disini umumnya mengadakan kerja bakti mulai dari jam 6 sampai jam 10 pagi di hari Ahad. Saat kerja bakti biasanya ibu-ibu yang berada di sekitar akan menyediakan makanan dan minuman untuk dikonsumsi bersama-sama. Melalui kegiatan inilah kami sebagai mahasiswa yang nantinya akan kembali ke masyarakat lagi, banyak mendapatkanpelajaran yang bisa diterapkan kembali.
Penulis : Luthfi Arwilata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H