Iklan Sprite Versi Gerah? Chill Aja Lah! Sudahkah Sesuai Etika Periklanan?

Sprite merupakan salah satu merek minuman bersoda terkemuka yang telah memasarkan produk nya di Indonesia. Sprite sendiri pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1975. Dan tentunya sudah banyak iklan Sprite dengan berbagai macam versi yang telah ditayangkan. Salah satunya adalah iklan Sprite versi “Gerah? Chill Aja Lah”. Dalam iklan yang menceritakan tentang orang yang gerah karena baru selesai melaksanakan aktivitas nya ini, Sprite mencoba untuk memberitahukan bahwa jangan sampai kita berat melaksanakan aktivitas yang lain karena gerah yang kita rasakan. Pertanyaan nya, apakah iklan ini melanggar etika atau tidak ?

Etika periklanan merupakan sekumpulan peraturan yang ada kaitan nya dengan segala seuatu tentang bidang periklanan. Di Indonesia, etika periklanan diatur dalam Etika Pariwara Indonesia (EPI) amandemen 2020 yang diterbitkan oleh Dewan Periklanan Indonesia. Etika periklanan ini berfungsi sebagai pedoman untuk iklan yang ditayangkan agar tidak melanggar etika – etika atau norma.

Sebagai gambaran, EPI membahas tentang iklan dan periklanan, tata krama yang harus dipatuhi dalam iklan, pembagian ragam iklan, kriteria pemeran iklan, dan ketentuan wahana iklan.

Jika dilihat dari sudut pandang etika, iklan ini termasuk iklan yang tidak melanggar etika. Tidak ada unsur – unsur yang melanggar etika seperti unsur SARA, merendahkan produk lain, atau hal – hal melanggar yang lain. Iklan yang ditayangkan pun memiliki keunikan tersendiri dari ilustrasi yang ditayangkan. Ilustrasi yang ditayangkan bisa dibilang cukup menarik karena menggambarkan tentang bagaimana rasanya gerah saat selesai melaksanakan aktivitas seharian dan Sprite menjadi solusi untuk menghilangkan gerah dengan mudah.