Lihat ke Halaman Asli

Lutfiyuo

Manusia biasa

Ibu

Diperbarui: 4 Oktober 2023   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di pelupuk mata, ku renungi indahnya senyummu, oh Ibu, sejuta arti tersirat dalam setiap jentikan matamu. Bagaikan sinar rembulan malam, engkau menerangi jalanku yang gelap, membimbingku di setiap langkah.

Di dalam senyummu, kubasuh hatiku dengan bahagia, seakan segala duka terhapus dalam kerlap-kerlipnya. Lembutnya belaian tanganmu, hanyalah milikmu, ibu, sekuntum bunga, harumnya mengiringi hidupku.

Kau adalah nyanyian syahdu dalam heningnya malam, melodi lembutnya mengusir sepi, merajut kasih tanpa batas. Di pundakmu, kudapati surga dunia yang nyata, Dalam hangat pelukanmu, kuharap tak pernah terlepas.

Sabar dan ikhlas, dua kata yang menaungi namamu, dalam setiap tetesan hujan, kau hadirkan pelangi bahagia. Bagai burung yang bebas terbang di angkasa biru, kau membiarkanku berkepakan sayap, menggapai impian.

Engkau adalah sajak indah dalam tiap bait hidupku, Begitu dalamnya makna, tiada kata yang bisa mengungkapkan.
Terima kasih, Ibu, atas kasih dan pengorbananmu, kau adalah harta berharga, karunia terindah dari Tuhan.

Dalam setiap doa yang terucap, kusertakan nama Ibu, Semoga Tuhan melimpahkan berkah untukmu, selalu. Takkan pernah pudar, kasih dan sayang dalam hatiku, Ibu tercinta, selamanya kau adalah bintang penerang hidupku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline