Lihat ke Halaman Asli

Alya Lutfitasari

Saya mahasiswa S2 di Magister Akuntansi Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada: Semangat Pengabdian dalam Setiap Alunan

Diperbarui: 5 Juli 2023   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Universitas Gadjah Mada (UGM) berdiri pada periode awal kemerdekaan dan menjadi universitas pertama yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia. Lahirnya UGM menjadi salah satu harapan di masa-masa perjuangan setelah merebut kembali kemerdekaan dan masa penuh semangat membangun bangsa. Nama Gadjah Mada yang diambil dari Mahapatih Gadjah Mada memiliki makna mendalam dengan harapan UGM dapat meneladani semangat dan keberhasilan Mahapatih Gadjah Mada dalam menyatukan nusantara. Dalam situasi yang masih mencekam dan dengan keadaan yang serba terbatas, tetap terpatri cita-cita luhur untuk membuat Indonesia berada di keadaan yang lebih baik. Semangat perjuangan, semangat persatuan, dan semangat kerakyatan memberi warna dalam pembentukan karakter, nilai, dan jati diri UGM. Teladan Mahapatih Gadjah Mada juga turut dirumuskan dalam jati diri UGM sebagai universitas nasional, universitas perjuangan, universitas Pancasila, universitas kerakyatan dan universitas pusat kebudayaan.

Jati diri UGM juga ditopang oleh visi, misi, dan nilai-nilai dasar yang dipegang teguh. Visi UGM adalah “Sebagai pelopor perguruan tinggi nasional berkelas dunia yang unggul dan inovatif, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan kemanusiaan yang dijiwai nilai-nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila”. Sedangkan misinya adalah melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta pelestarian dan pengembangan ilmu yang unggul dan bermanfaat bagi masyarakat. Visi dan misi ini sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang memuat tiga kewajiban, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian kepada Masyarakat. UGM juga memegang teguh nilai-nilai dasar berupa nilai-nilai Pancasila (meliputi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, musyawarah, dan keadilan), nilai-nilai keilmuan (meliputi nilai-nilai universalitas dan objektivitas ilmu, kebebasan akademik dan mimbar akademik, penghargaan atas kenyataan dan kebenaran guna keadaban, kemanfaatan, dan kebahagiaan), serta nilai-nilai kebudayaan (meliputi toleransi, hak asasi manusia, dan keragaman). Selain nilai-nilai dasar, UGM juga memiliki motto “Locally Rooted, Globally Respected”, melalui motto ini, diharapkan para generasi penerus bangsa yang lahir dari UGM bisa memberikan kontribusi pada masyarakat melalui karya terbaiknya baik di kancah lokal maupun global. Generasi penerus bangsa ini juga diharapkan mampu menjunjung kultur budaya dan menjaga kehormatan di kancah internasional.

Semangat ini juga tertuang dalam setiap alunan lagu yang dimiliki UGM, baik lagu-lagu di tingkat universitas maupun tingkat fakultas. Dalam lagu Kampus Biru, Hymne Gadjah Mada, serta Mars UGM digambarkan bagaimana mahasiswa UGM berjuang untuk membekali diri dengan ilmu mendalam di bidang masing-masing untuk kemudian dapat menyokong mereka dalam memberikan pengabdian dan memenuhi panggilan negara. Lagu-lagu yang ada menggambarkan bahwa para generasi penerus bangsa dari UGM akan saling bahu membahu meraih cita-cita dan tujuan negara hingga meraih kejayaan dengan memberikan karya terbaiknya di bidang masing-masing. Bahkan pada lagu fakultas (FEB) yang berjudul One Family One Vision, digambarkan bahwa visi yang dimiliki diselaraskan menjadi harmoni untuk meraih kejayaan Indonesia. Dalam kiprahnya membangun Indonesia, jiwa dan semangat almamater masih terus membara hingga terus terkenang bagaimana perjuangan dalam membekali diri dengan sepenuh hati. Hal ini yang memunculkan rasa bangga terhadap almamater yang telah melahirkan banyaknya generasi penerus bangsa yang siap mengabdi pada negara.

Lirik-lirik sarat makna ini tidak hanya menjadi sekedar alunan lagu, namun benar-benar diterapkan sebagai bentuk pengabdian masyarakat baik oleh mahasiswa maupun para alumni dan sivitas akademiknya. Hal ini terbukti dengan diraihnya peringkat pertama dari 127 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, dalam daftar perguruan tinggi berbasis kinerja pengabdian masyarakat yang dirilis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenrsitekdikti) 2019 dan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu kegiatan pengabdian yang dilakukan UGM adalah melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Melalui kegiatan KKN, mahasiswa UGM melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat dengan implementasi IPTEKS melalui berbagai program. Kegiatan pengabdian UGM yang lain adalah pemberdayaan masyarakat desa lewat program desa binaan, penerapan teknologi tepat guna dalam program pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas kewirausahaan dalam masyarakat dan pendampingan usaha mikro kecil menengah (UMKM), serta pemecahan masalah dan pemberian bantuan bagi masyarakat korban bencana melalui program Disaster Response Unit (DERU).

Di masa pandemi Covid-19, UGM tetap memberikan pengabdian melalui riset dan inovasi di bidang kesehatan oleh para sivitas akademiknya seperti penambahan vitamin D pada kosmetik, suplemen vitamin D larut air, dan electronic nose ‘GeNose’. Pengabdian masyarakat yang sudah menjadi ciri khas UGM ini nampaknya masih benar-benar melekat pada alumninya, seperti yang ada pada lirik lagu Kampus Biru, “Gadjah Mada-ku, Kampus Biru-ku, kampus tercintaku, jiwa Pancasila-mu jadi penuntun langkah pengabdianku (selamanya). Gadjah Mada-ku, Kampus Biru-ku, kampus tercintaku, semangat juangmu masih (terus) membara di dalam dadaku”. Pengabdian di masa pandemi Covid-19 ini juga dilakukan oleh alumni dengan menginisiasi program Kagama Canthelan yang merupakan perwujudan dari program ketahanan pangan untuk menyediakan bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat yang membutuhkan. Selain Kagama Canthelan, para alumni juga membagikan paket bantuan seperti masker, multivitamin, dan handsanitizer  pada ratusan pedagang pasar di wilayah Yogyakarta. Selain itu, juga menyalurkan bantuan APD ke berbagai rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas kesehatan di tanah air.

Di lingkup yang lebih luas, kiprah alumni UGM dapat dikatakan sangat membanggakan. Tidak terhitung dengan jari berapa alumni UGM yang menjadi tokoh besar dan sosok yang memiliki peranan penting di bidang-bidang tertentu. Bahkan saat ini, jabatan tertinggi di Republik Indonesia, yaitu Presiden Republik Indonesia, diemban oleh alumni Fakultas Kehutanan UGM, Ir. Joko Widodo. Tokoh-tokoh lain yang belakangan namanya sering kita temui di berbagai media seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan juga merupakan alumni UGM. Ganjar merupakan alumni Fakultas Hukum UGM dan Anies merupakan alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Selain nama-nama tersebut, beberapa alumni UGM yang juga menjadi tokoh di kancah perpolitikan diantaranya adalah Amien Rais, Mahfud MD, hingga Retno Marsudi.

Di bidang kuliner, terdapat Yoyok Heri Wahyono yang sukses dengan usaha Waroeng Spesial Sambal (SS). Yoyok Heri Wahyono merupakan alumni Teknik Kimia UGM. Usaha kuliner yang dijalaninya ini cukup populer karena menawarkan masakan dengan harga yang terjangkau untuk berbagai kalangan dengan banyak varian sambal. Waroeng SS saat ini memiliki 76 cabang di Jawa-Bali dan berhasil membuka lapangan kerja bagi lebih dari 2.500 orang.

Sinergi pengabdian antara mahasiswa, sivitas akademik, serta alumni UGM ini patut diapresiasi. Dari ribuan alumni yang dilahirkan, sebagian besar alumni telah mampu memberikan kontribusi sesuai dengan porsi dan kemampuan terbaiknya untuk Indonesia, sesuai dengan lirik lagu pada Mars UGM yang berbunyi “Bersama kita berkarya untuk Indonesia Berjaya, ayo langkahkan kaki kita bersama, singsingkan lengan baju kita segera, kerahkan segala upaya penuh cinta dengan segenap jiwa raga”. Para alumni yang tergabung dalam Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) ini dapat secara rutin membagikan ilmu dan memberikan motivasi bagi generasi berikutnya melalui reuni akbar sambil bernostalgia berkumpul persama mengurai memori seperti lirik yang dialunkan dalam lagu Kampus Biru.

*Lagu Kampus Biru dan Mars UGM belum dirilis secara resmi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline