Lihat ke Halaman Asli

Lutfi Koto

Long life learning - Education

Piano Pertama Saya

Diperbarui: 9 Desember 2022   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya berhasil membelinya.

Tak ada guna. Dia telah pergi selamanya. Masih ingat dalam memori. Kami bertiga harus pindah ke daerah kecil di Yuan. Ayah sebagai tenaga mekanis dapat promosi tapi harus menerima kalau resikonya keluar negeri. Satu tahun kami berpisah dan akhirnya ibu memutuskan untuk pergi menyusul ayah. Perjalanan Padang-Beijing yang antusias sekaligus menakutkan.

Hari pertama saya menginjak tanah china. Bahasa yang sulit bahkan sampai sekarang sangat sedikit yang bisa saya ingat. Dalam benak saya pasti sangat asing dan memuakkan utk tak mengerti bahasa mereka. Perjalanan dari bandara ke hotel sangat menyedihkan. Kami ditipu sopir taxi dan sengaja ditinggal pergi dijalanan. Perut lapar dan menangis. Kak Rani bahkan pingsan ketakutan. Pengalaman terburuk yang pernah saya alami seumur hidup. Beruntung ada seorang ibu paruh baya yang mau membantu kami. Beliau lancar berbahasa Inggris dan bersedia membantu kami ke tempat kerja ayah. Ayah yang waktu itu terbaring sakit tidak bisa menjemput kami di bandara.

Setibanya di rumah yang disedikan perusahaan ayah, saya tidak terkejut melihat darah babi mengalir disamping perbatasan rumah. Tetangga mengadakan pesta dan memotong babi sebagai hidangan utama. Saya sudah diingatkan agar tidak terlalu cultural shock melihat apa yang terjadi.

Empat hari di Yuan, akhirnya ayah sembuh dan mengajak kami liburan di sekitar kota. Menyenangkan karena saat itu bertepatan dengan hari raya imlek. Ayah yang fasih berbahasa mandarin memotivasi saya untuk belajar bahasa china. Ketakutan saya mulai menipis, masyarakat yuan tidak seburuk yang saya bayangkan. Meski sebagian ada yang jutek, sebagian lagi ada yang ramah dan memiliki selera humor yang baik. Saya bahagia sekali.

Melewati toko musik, kak Rani ingin sekali membeli piano. Saya tahu persis karena kak rani pernah bilang dia akan kerja paruh waktu agar bisa membeli piano, alat musik favorit kak rani.

Menyedihkan saat uangnya terkumpul, piano yang ingin dibeli baru saja dibeli oleh orang lain. Kak rani kaget karena piano itu satu-satunya yang tersedia di toko tersebut. Dia menangis histeris meminta pemilik toko agar menjual piano itu kepadanya. .....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline