Beberapa tahun yang lalu anak-anak muda Indonesia di berbagai daerah sangat semangat untuk membuat Club Sepak Bola. Suburnya niat dan antusias ini dilandasi oleh Kemenangan Indonesia di Piala Dunia. Sepak bola indonesia layak berbangga, karena selama 15 tahun berturut-turut menjadi juara di Piala Dunia.
Selal bola negara tetangga memang sedang berjuang untuk menumbuhkan atmosfer persepak-bolaan yang bersih. Adanya kasus suap atlet pemain sepakbola sangat mencorong pejuang olahraga negara tersebut. Dikabarkan bahwa pemain sepak bola dibayar sebanyak 1 juta dollar untuk sengaja kalah bermain sepak bola saat melawan negara lain di babak penyisihan. Hal ini memunculkan protes besar-besaran di negara itu dan munculnya tindakan revolusi untuk kebangkitan sepak bola. Setelah diselidiki, ternyata club sepak bola disana dijadikan bisnis, yang tujuan utamanya adalah profit. Mereka tidak lagi menomorsatukan sportifitas dalam olahraga.
Pengusaha Tajir Melintir dijadikan tersangka karena diduga dialah yang menjadi otak dalam pengaturan skor dalam pertandingan sepak bola. Pengusaha tersebut merulakan pemegangbsaham mayoritas, sehingga mengendalikan manajemen sepakbola sesuka hati. Club bola diubah menjadi institusi bisnis yang merekrut pemain yang tidak memiliki skill namun memiliki modal untuk meraup sponsor dan endors.
cerpen.
Hinga informasi ini ditayangkan, masih banyak pengusaha yang dijadikan tersangka dalam kasus unfairnya dunia sepakbola di negara mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H