Lihat ke Halaman Asli

Lutfi Koto

Long life learning - Education

Memaknai Kedisiplinan dan Taat Peraturan

Diperbarui: 16 September 2022   16:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : studilmu.com

Saya sebagai siswa SMA saat itu sering telat pergi ke sekolah. Menurut saya waktu itu masa sekolah hanya berlalu begitu saja. Tanpa ada satu cita-cita yang jelas ingin dicapai. Secara nyata namun tanpa saya sadari sekolah pada saat itu hanya menjadi sebuah kewajiban sosial yang harus dijalani oleh seorang anak dalam kehidupan. Satu hal yang disayangkan memang, dan mudah-mudahan tidak terjadi pada anda, peserta didik yang sedang belajar, atau bagi generasi selanjutnya.

Dari cerita diatas secara gamblang dapat disimpulkan bahwa saya adalah individu yang tidak disiplin dan tidak menghargai waktu. Kebiasaan tersebut terus berlanjut saat kuliah. Paradigma waktu itu entah kenapa saya lebih berharga dari suasana kelas. Seolah saya lebih memiliki ilmu dan kalaupun mahasiswa lain datang tepat waktu, namun mereka tidak memahami inti dari materi kuliah. Terbukti dari kualitas pertanyaan yang disampaikan hanya sekedar untuk memenuhi peraturan diskusi dan untuk memenuhi kewajiban mahasiswa agar aktif saat diskusi.

Singkat cerita, saya mulai tertarik untuk membaca dan sedikit demi sedikit menambah wawasan. Saya mulai disiplin terhadap diri sendiri dari berbagai hal yang sebelumnya saya acuh dan cuek. Disiplin membuat tugas dan memastikan bahwa tugas yang saya buat adalah hasil dari karya sendiri, bukan dari copy-paste tugas orang lain. Hal tersebut saya usahakan untuk konsisten meski tetap saja ada part yang tidak sempurna yang saya terapkan. at least saya waktu itu lebih baik daripada saya 2 tahun sebelumnya.

Setelah wisuda dan "menghadapi dunia nyata" saya sebenarnya tidak kaget melihat kesemerautan, namun sedikit menyesak dada.  Melihat orang lain tidak antre dan tidak taat peraturan dan lain sebagainya. Fenomena yang sebelumnya saya coba terapkan untuk diri sendiri, namun saya menghadapi orang yang tidak disiplin. Seiring berjalannya waktu harus saya akui bahwa saya juga tidak konsisten terhadap kedisiplinan. Ada pekerjaan yang tidak sesuai jadwal dan banyak lagi keteledoran yang saya lakukan.

Seperti roller coaster, semangat untuk disiplin itu turun-naik. Saya ingat saat perpanjangan SIM  ada persyaratan yang tidak saya bawa, padahal persepsi saya perpanjangan bisa dilanjutkan dengan membawa berkas meski hasil fotocopy. "Karena pembayaran pajak merupakan penerimaan negara, mana mungkin petugas di kantor samsat menolak pembayaran yang saya lalukan", fikir saya saat itu. But kenyataan bertindak lain. Petugasnya menolak dan meminta saya harus membawa berkas asli. Saya menaati peraturan tersebut tanpa protes.

Bekerja dibidang jasa seperti Kantor Pelayanan pajak, mengajari saya bahwa penting bagi setiap orang untuk memenuhi persyaratan dan disiplin waktu pembayaran. Saya terus belajar untuk menghargai waktu, pelayanan dan individu yang bekerja dibidang yang sama. Semoga kita semua bisa konsisten.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline