Dengan dicanangkannya era kebangkitan islam, disadarilah bahwa umat islam yang besar ini memerlukan sistem regenerasi, yaitu suatu sistem yang menata pergantian tiap generasi secara berkesinambungan, dimana generasi yang akan datang adalah generasi yang dipersiapkan dari sekarang dengan harapan yang lebih baik dari generasi pendahulunya. Hal ini didorong oleh semakin kompleksnya permasalahan umat islam dan semakin beratnya tantangan yang datang dari luar islam.
Dibeberapa negara, baik dikawasan timur tengah maupun di eropa, lahir berbagai bentuk aktivitas pembaharuan atau pembentukan dan pembinaan generasi baru. Di mesir lahir aktivitas Ikhwanul Muslimin yang dimotori oleh Sahid Hasan Albana, di pakistan lahir aktivitas jamiatul muslimin yang dipelopori oleh Abu A’la Maududi, jamaah tablig di india oleh Maulana Ilyas dan masih banyak aktivitas islam lainnya didunia lain.
Di Indonesia sendiri lahir berbagai aktivitas pembentukan dan penataan generasi ini, seperti Muhammadyah-nya KH. Ahmad Dahlan, Nahdatul Ulama-nya KH. Hasyim Ashari, Majelis Ulama Indonesia-nya Buya Hamka dan dewan dakwah islamiyah Indonesia-nya pak Natsir. Kemudian dimotori oleh gagasan pak Natsir tentang perlunya suatu organisasi dan sistem pengkaderan umat masa depan, maka lahirnya beberapa organisasi pengkaderan generasi muda islam di berbagai kota. Antara lain : (1) di bandung, khususnya di kampus ITB didirikan yayasan pembina masjid salman oleh imaduddin abdulrahim dan kawan-kawan.
Kegiatan berupa pengkaderan dengan menggelar ceramah diskusi, pelatihan dan berbagai studi tentang keislaman : kegiatan di kelola oleh kerjasama antara mahasiswa dengan dosen dimana fokus kegiatan pada hari minggu pagi secara terprogram dan terpadu (2) di yogyakarta, atas biaya DDII pusat lahirlah yayasan salahuddin yang didirikan oleh Amien Rais, watik pratiknyo wong jowo dan kawan-kawan. Kegiatan pengkaderan dilakukan dalam sebuah pedapokan yang bernama budi mulia terhadap mahasiswa terseleksi dengan indeks prestasi minimal 2,75 (3) di bogor, oleh A.M Saefuddin didirikanlah yayasan algifari, yang lebih berorientasi zuhud, tasawuf dan suluk.
Karena itu terlihat adanya kesamaan gerak dari berbagai kampus dan kota di Indonesia, dimana ia berlatar belakang atas isu kebangkitan islam dan persiapan generasi muda islam yang terpelajar, terdidik dan memberi harapan bagi perkembangan islam masa depan. Di Padang terutama di masjid kampus masjid raya Al Azhar, kegiatan remaja pemuda islam sudah cukup aktif. Mereka telah melaksanakan program-program pengajian, wirid, tadarrus, studi al qur’an dan berbagai studi keislaman lainnya. Tetapi program-program yang dilaksanakan tersebut belumlah terprogram dengan baik dan rapi sehingga dampak positif yang ingin dikejar belumlah tercapai secara optimal.
Dengan diilhami oleh semangat pembaharuan dan perkembangan yang terjadi di kota-kota dipulau jawa, maka para pemuda remaja islam tersebut termotivasi untuk mendirikan sebuah organisasi keislaman yang berperan dan berfungsi untuk membina dan menyiapkan generasi muda kader pemimpin islam masa depan. Maka pada tanggal 17 Rhamadhan 1986 oleh beberapa aktivis muda mesjid raya Al Azhar padang yang terdiri dari Drs. Asrul Lukman Apt, Drs. Zulhedi, Drs. Hendri, Ir. Usda Yusfrianti dan Yasir Eri bersama Bapak Dr. Mochtar Naim mendirikan Yayasan pembinaan generasi muda islam yang diberi nama “Yayasan Amal Saleh”.
Dari operasi programnya Yayasan Amal Saleh lebih cendrung atau berorientasikan kepada YPM Salman ITB, karena dinilai lebih cocok dengan alam kota padang yang moderat dan demokratis. Kegiatan-kegiatan pembinaan yang digelar antara lain studi islam intensif (SII), seminar dan diskusi keislaman dan sosial kemasyarakatan, pengelolaan zakat produktif, pengelolaan taman kanak-kanak dan lain-lain. Kemudian juga dalam operasinya, Yayasan Amal Saleh membangun strategi segitiga pembinaan, yaitu integralistik antara asrama, mesjid, dan kampus. Di asrama para anggota atau peserta dibina kemampuan leadershipnya, manajerialnya, dan keilmuan islamnya, di masjid para peserta dibina ibadahnya dan dikampus diperolehnya wawasan atau bidang ilmu profesinya. Saat tulisan ini diterbitkan (Desember 2014) Yayasan Amal Saleh menpunyai 5 rumah mahasiswa dengan konsep Surau Mahasiswa Amal Saleh.
Sumber : Yayasan Amal Saleh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H