Lihat ke Halaman Asli

Pemerintahan Islam

Diperbarui: 14 Desember 2015   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sistem yang didasarkan pada penerapan syari’ah dan dikepalai oleh suatu kepeminpinan keagamaan, “jika pemerintahan islam atau pemerintah yang didasarkan pada keadilan dan moralitas, dan berusaha mendakwahkan, tidahkah setiap pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip dan mempunyai tujuan yang sama disebut sebagai islam? Sebenarnya tidak ada pemerintahan yang bisa bertahan jika tidak didasarkan pada prinsip keadilan dan system nilai, dan semua rezim, kecuali pemerintah yang mengakui ateisme. Menghormati keyakinan keagamaan warga Negaranya. Ini ditemukan dalam hadits: ”kerajaan yang musrik bisa bertahan tetapi kerajaan yang dzolim pasti hancur”.

Pada awal keNabiannya, Nabi Muhammad SAW dipilih langsung oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di bumi. Dan diberikan kewajiban untuk menyampaikan wahyu-wahyu dari Allah kepada umatnya. Setelah Nabi meninggal kepeminpinan diberikan kepada sahabatnya yaitu Abu Bakr As-Shidiq. Beliau memilih Abu Bakr karena Abu Bakr sangatlah dekat dengan beliau, Abu Bakr yang selalu menemani beliau ketika beliau sedang dikepung oleh lawannya. Dan dari massa ke massa pemerintahan selalu diturunkan kepada para sahabat-Nya. Namun setelah kholifah Ali bin Abi Thalib, pemerintah mulai di perebutkan oleh kalangan Bani Umayah, Abassiah dan lainnya. Nah disitulah pemerintahan islam dipimpin oleh kalangan keluarga dan pemerintahan diserahkan kepada turunannya, sampai sekarangpun kebiasaan itu masih dilakukan di Negara Arab. Dan hukum islam pun masih ditetapkan di Negara Arab, karena masih mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang terdahulunya. Bahkan di daerah Indonesia juga ada yang seperti itu contohnya seperti di kota Aceh. Dalam setiap pergantian kesultanan selalu di turunkan kepada anak laki-laki dari sultan tersebut.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline