Guru? Siapakah guru? Menurut pepatah Jawa, guru berasal dari kata digugu lan ditiru yang berarti guru merupakan sosok panutan bagi anak didiknya. Guru di depan siswanya harus bisa menunjukkan aspek yang bisa menjadi teladan bagi anak didiknya baik dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Contohnya :
1. Guru harus bersikap sabar dan ramah terhadap anak didiknya.
2. Guru harus menunjukkan bahwa dia seseorang yang taat beribadah.
3. Guru harus murah senyum kepada siapa saja.
4. Guru harus memiliki sifat yang jujur dan ikhlas dalam mendidik muridnya.
Guru juga merupakan pendidik yang profesional dengan tugas utamanya yaitu membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didiknya, juga memberi bantuan kepada anak didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan. Sebagai pekerja di dunia pendidikan, menjadi guru itu tanggung jawabnya sangat besar.
Sesuai dengan fungsinya, guru tidak hanya mengajar, memberi materi pelajaran tetapi lebih kepada bagaimana mendidik siswanya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan anak didiknya sendiri. Oleh karena itu, guru perlu mempunyai kemampuan memotivasi belajar, memahami potensi anak didiknya, sehingga bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada siswanya.
Tidak banyak orang yang menyadari bahwa keberhasilan atau prestasi yang digapai oleh siswanya itu murni dari hasil jerih payah siswa itu sendiri, tetapi ada peran penting guru di sana, selain peran dari orang tua. Inti dari sebuah sekolah adalah seorang guru.
Hal yang terpenting, guru harus mempunyai kepribadian yang jujur dan ikhlas. Karna orang yang jujur bisa dipercaya. Bagi guru kejujuran adalah nilai paling utama dalam hidupnya. Sifat jujur adalah mahkota bagi seorang guru atau seorang pengajar. Jika guru tidak mempunyai sifat jujur maka martabatnya akan jatuh dimata murid-muridnya.
Ketika guru sudah tidak mempunyai martabat maka guru itu akan rendah dimata murid-muridnya dan kemungkinan sifat tersebut akan menular kepada anak didiknya. Mengapa bisa terjadi? Penularan tersebut terjadi karena adanya interaksi antara guru dan murid. Disisi lain, pada kondisinya siswa masih mencari jati dirinya. Maka sikap guru yang tidak jujur akan ditiru oleh anak didiknya, karena pada kondisi saat itu siswa mempunyai sikap mencontoh.
Guru yang jujur dapat mempengaruhi kemujuran dari peserta didiknya, karena jujur meliputi jujur dari niat, tekad, amal, dan perbuatan. Jujur adalah kunci keselamatan bagi guru, baik keselamatan dunia dan keselamatan akhirat. Bahkan Allah menyukai orang-orang yang jujur. Allah juga menyuruh umatnya untuk mengikuti dan bersama orang-orang yang jujur.