Disleksia adalah ketidak mampuan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Orang dengan disleksia mengalami kesulitan mengenali kata-kata yang diucapkan dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat.
Disleksia diklasifikasikan sebagai kelainan saraf di bagian otak yang memproses bahasa. Kondisi ini bisa dialami oleh anak-anak atau orang dewasa. Meskipun disleksia menyebabkan kesulitan belajar, namun kondisi tersebut tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan individu.
Penyebab dan faktor risiko disleksia
Tidak diketahui secara pasti apa penyebab disleksia, namun kondisi tersebut diyakini berkaitan dengan kelainan genetik yang memengaruhi kemampuan otak untuk membaca dan berbicara. Beberapa faktor diduga menjadi pemicu kelainan genetik ini, antara lain:
1. Disleksia dan ketidakmampuan belajar lainnya dalam keluarga.
2. Kelahiran prematur atau berat lahir rendah.
3. Paparan nikotin, alkohol, obat-obatan atau infeksi selama kehamilan.
Gejala Disleksia
Disleksia dapat menyebabkan gejala yang bervariasi berdasarkan usia dan tingkat keparahan. Gejalanya mungkin sulit dikenali pada anak kecil, namun saat anak menginjak usia sekolah, gejala tersebut muncul, terutama saat anak sedang belajar membaca.
Gejala yang muncul dapat dibedakan menjadi dua tergantung waktu kemunculannya, yaitu:
1. Lambat belajar nama dan suara alfabet
2. Perkembangan bicara lebih lambat dibandingkan dengan teman sebayanya.
3. sering menulis mundur, misalnya menulis "pit" ketika diminta menulis "spike".
4. Kesulitan membedakan huruf tertentu saat menulis, misalnya "d" dan "b" atau "p" dan "q".
Mengatasi disleksia pada anak
Untuk mendukung proses penyembuhan anak, orang tua dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Ajak mereka membaca cerita bersama.
2. Support anak untuk berani membaca.