Pandemi Covid-19 yang sudah hampir 2 tahun melanda dunia termasuk Indonesia berdampak pada semua sektor terutama perekonomian. Banyak karyawan yang dirumahkan sampai di PHK karena perusahaan tak mampu membayar gaji dan pendapatan masyarakat jauh menurun karena dampak pemberlakuan pembatasan pergerakkan Masyarakat (PPKM).
Di Indonesia sendiri pada 12 November terhitung ada penambahan 399 kasus baru total 4.250.157 orang yang positif Covid-19 dengan angka kematian mencapai 143.628 jiwa. Tentu bukan angka yang sedikit banyak masyarakat yang melalui pandemi Covid-19 dengan berbagai kegiatan, tentunya yang dapat menghasikan pendapatan tambahan atau sekedar pengisi waktu luang. Seperti bercocok tanam di rumah, yang saat ini menjadi tren dan hobi baru masyarakat untuk melepaskan penat dan stress di tengah aturan pembatasan selama pandemi Covid-19.
Selama dirumah kita bisa menanam berbagai bentuk tanaman seperti bunga, sayuran dan buah-buahan sebagai aktivitas positif yang menyenangkan. Selain itu banyak metode bercocok tanam yang dapat diaplikasikan salah satunya dengan media hidroponik. Media ini cocok untuk masyarakat perkotaan yang memiliki lahan sempit.
Dalam hidroponik media tanah diganti dengan memanfaatkan media air dan bahan pendukung lain sebagai pengganti tanah seperti rockwool, cocopeat (serabut kelapa), sekam bakar dan pasir kerikil untuk menopang tanaman. Metode hidroponik dipercaya dapat menumbuhkan sayuran lebih cepat dan lebih sehat dibanding metode konvensional karena bebas dari pestisida dan serangan hama. Karena tidak menggunakan tanah, melainkan hanya mengandalkan media air yang telah diberi nutrisi.
Menanam sayuran dengan metode hidroponik ini bertujuan untuk menciptakan kemandirian pangan dan cara sederhana untuk mendorong anggota keluarga mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan fisik dan mental.
Secara teori, hidroponik dibagi menjadi 2 sistem yakni aktif dan pasif. Hidroponik aktif adalah yang airnya mengalir menggunakan pompa air dengan wadah pipa paralon. Sistem ini cocok untuk menanam sayuran dalam jumlah banyak. Contohnya sistem NFT ( Nutrient film technique ) dimana air nutrisi dialirkan secara berkala dengan menggunakan pipa dibawah tanaman. Sedangkan hidroponik pasif ialah sistem yang tidak menggunakan air bergerak tetapi airnya hanya diam dalam satu wadah. Contohnya yang menggunakan sistem wick / sumbu kain yang dapat membersihkan air. Sistem ini cocok untuk sekedar hobi bertanam dirumah
Persiapan Menanam Sayuran Hidroponik
Langkah awal dalam budidaya hidroponik adalah menyemai benih. Kenapa tidak membeli bibit siap tanam saja? Karena dengan menyemai sendiri kita tahu kualitas benih tanaman sedang jika membeli bibit siap tanam biasanya disemai dengan tanah dan tidak cocok ditanam dengan media hidroponik. Lalu bagaimana cara penyemaiannya? Berikut panduaan penyemaian benih dengan media tanam rockwool :
- Potong rockwool dengan ukuran dadu 2,5 x 2,5 cm
- Celupkan rockwool dalam air, dan susun di nampan kemudian beri lubang untuk benih
- Masukkan benih kedalam rockwool yang telah dilubangi ( kangkung = 1 rockwool 9 lubang = 9 benih )
- Jaga rockwool agar tetap lembab / basah, jika sudah berkecambah taruh ditempat yang terkena cahaya matahari langsung agar pertumbuhannya tidak kutilang (kurus, tinggi, langsing)
- Berikan air nutrisi apabila daun sudah tumbuh biasanya 3-5 hari
- Bibit tanaman siap dipindahkan ke Media hidroponik seperti botol bekas atau pipa paralon ketika daun tumbuh 3-4 helai dan akar sudah muncul biasanya 7-14 hari
Metode hidroponik sebenarnya mudah dilakukan, bahkan untuk yang tidak pernah bercocok tanam dengan alasan keterbatasan tempat, karena hanya membutuhkan lahan 40 x 60 cm bahkan jika dengan boks hanya butuh 35 x 37 cm.
Nah bagi pemula yang ingin bercocok tanam dengan hidroponik dapat menggunakan sistem yang sederhana dan tidak mengeluarkan banyak biaya seperti model wick system yang media tanamnya sudah banyak dijual online satu paket lengkap.
Atau bisa memanfaatkan botol bekas dan styrofoam yang dilubangi untuk menjadi lubang tanaman. Kemudian pilih tanaman/ sayuran yang mudah perawatannya seperti Pakcoy, bayam, kangkung, selada, tomat dsb. Karena jika belum terbiasa bercocok tanam dan kemudian gagal, maka akan timbul rasa malas untuk melanjutkan bertanam kembali. Selama proses penanaman yang paling penting tanaman terkena sinar matahari , air dan nutrisi yang cukup.