Lihat ke Halaman Asli

Lutfiah Rahmawati

Profil Untuk Tugas

Pendidikan di Era Pandemi Covid-19

Diperbarui: 17 Juni 2021   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Artike ditlis utuk memenuhi tugas kuliah

Dunia pendidikan terdampak imbas sangat besar di masa pendemi ini, sekolah tatap muka langsung belum dibolehkan, karena kita harus turut memutus wabah mata rantai virus covid19 , jangan sampai terkena pada generasi penerus bangsa. 

Di negara Indonesia sendiri Virus Corona awal mula munculnya pada pertengahan bulan Februari 2020 di daerah Depok dengan diketahui 2 orang perempuan yang terinfeksi virus tersebut setelah malakukan kontak dengan seorang warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia yang sebelumnya sempat bertemu di Indonesia. 

Dengan adanya virus Corona, negara Indonesia sendiri sangat sulit dalam menangani virus ini, walaupun pemerintah Indonesia sudah menangani kasus Corona dengan secara maksimal, baik dari segi kesehatan dan dari segi kebijakan (social distencing), agar supaya virus Corona tidak menyebar luas di Indonesia. Akan tetapi ketika kita melihat dari data di atas kasus yang terpapar virus Corona semakin hari semakin bertambah sehingga agak sulit untuk segera menghilangkan virus ini. 

Ketika virus Corona semakin hari semakin bertambah kasusnya maka bisa kita lihat dampaknya di bidang ekonomi, sosial, politik, dan bahkan di bidang pendidikan. Dampak dari virus corona di bidang pendidikan sangat negatif, karena masyarakat indonesia khususnya pelajar (siswa/siswi) dari tingkat TK, SD, SMP, SMA bahkan Perkuliahan dipaksa untuk belajar di rumah atau sering disebut secara daring.

Sisi negatif dari pendidikan daring ini sendiri tidak akan menemukan pendidikan pendekatan emosional secara langsung dengan gurunya, karena murid dan guru tidak bertatapan muka secara langsung, bahkan ketika anak-anak TK dan SD sebagai regenerasi muda yang seharusnya mendapatkan pelajaran dengan baik dari awal sampai akhir, justru sekarang sebaliknya tidak dapat pelajaran dengan baik karena sistem pendidikan yang diterapakan di tengah virus corona harus secara daring.  

Laporan itu juga merekomendasikan agar terdapat upaya nasional dan lokal untuk mendukung transformasi sekolah yang fokus pada dua aspek penting. Pertama, mengubah pedagogi dengan mengembangkan kurikulum dan praktik pengajaran yang lebih inklusif dan fleksibel, yang menanggapi kebutuhan individu setiap anak. Kedua, mengubah etos, struktur, dan organisasi sekolah sehingga lebih inklusif, perduli, respek, dan adanya dukungan holistik yang menjadi inti dari misi dan praktik sekolah. Kolaborasi dari berbagai pihak tentu saja menjadi kunci utama.

Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/385699/mengarungi-pendidikan-di-masa-pandemi 

Oleh karena itu, pandemi covid-19 telah menciptakan pasar penjual di bidang ed-tech. Mereka mengkritisi ketika pembelajaran digital yang cenderung komersial dijadikan solusi. Kritik itu dilancarkan karena yang terjadi bukan praktik pedagogis yang mendukung anak-anak mendapatkan pembelajaran yang memadai. Namun, pemanfaatan data pengguna untuk menghasilkan keuntungan. Kondisi itu tentu patut diperhitungkan oleh pemangku kepentingan yang bergerak di dunia pendidikan. Jangan sampai kita hanya menjadi konsumen dari berbagai produk edukasi digital.

Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/385699/mengarungi-pendidikan-di-masa-pandemi 

Sumber lain : https://kumparan.com/marna-hidayat/pendidikan-di-masa-pandemi-1vCJ1NmmQvK/full

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline