Lihat ke Halaman Asli

Pedagang Berkah, Ibu-Ibu Musibah

Diperbarui: 28 Februari 2024   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: Dokumentasi sendiri 

Pada saat malam Isra' Mi'raj, banyak umat Islam di Indonesia yang merayakannya dengan membuat hajatan atau hanya sekedar memanjatkan sholawat secara bersama sama. Isra' Mi'raj merupakan peristiwa besar saat Nabi Muhammad SAW memperoleh berbagai pengalaman dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi dirinya, umatnya serta alam semesta. Pengertian Isra' sendiri adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa. Sedangkan, Mi'raj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Al-Aqso menuju Sidrotul Muntaha ( langit ke tujuh ).

Pada tanggal 15 Februari seluruh masyarakat Kp. Curug Ds . Simpangsari Kec. Cisurupan Kab. Garut merayakan hari Isra mi'raj. Termasuk para santri, santriah, dan siswa siswi Diniyah Darul Huda berkumpul di Aula Madrasah. Semuanya dikumpulkan untuk melaksanakan pawai akbar dalam memperingati acara Isra mi'raj. Acara tersebut dilaksankan pada pukul 08.10 WIB. Semua orang berjajar membuat barisan agar tidak mengganggu akses perjalanan. Diawali dengan sebuah mobil bak terbuka yang membawa sound system, dan di ikuti oleh iringan-iringan sekelompok orang. Semua orang terus menyusuri jalanan yang penuh dengan bebatuan. Rasa lelah hilang dengan ramainya di perjalanan. 

Setelah sampai kembali ke aula madrasah, ibu-ibu dikagetkan dengan para pedagang yang sudah berjajar memenuhi kedua sisi jalan. Para pedagang berbondong-bondong mencari lapak untuk dagangannya. Bahkan, ada yang menempati tempat untuk dagang dari sebelum acara dimulai. Banyak orang tua yang mengeluh. Saking banyaknya pedagang, tukang parkir kewalahan. Apalagi ketika menegur pedagang yang bandel, melewati batas pedagang. 

Kp. Curug dari dulu memang terkenal dengan meriahnya acara Isra mi'raj. Makanya, banyak para pedagang yang berburu menjual dagangannya disana. Para pengunjung menyebutnya dengan "pasar dadakan." Alasannya, karena pedagang yang datang bukan hanya pedagang makanan. Melainkan pedagang mainan, pakaian, kerudung, peci, sorban, sandal, dan lain sebagainya. Saking ramainya pedagang, seorang ibu yang mempunyai anak kembar dia mengungkapkan dirinya kewalahan. "Aku merasa sangat kewalahan, apalagi dengan jajan si kembar, uang harianku habis dua kali lipat dalam sehari. Jika yang jajannya satu orang mungkin ga terlalu banyak. Ini mah serba dua. Mainan dua, pakaian dua, jajan ini itu dua." Ungkapnya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline