Lihat ke Halaman Asli

Lutfiah Azzahra

UPN "Veteran" Jawa Timur

Sikap Bela Negara di Era Digital untuk Menanggapi Anacaman Global dan Lokal

Diperbarui: 16 Desember 2024   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mencegah berita bohong dengan memanfaatkan teknologi (Oleh Chelsea Beck, Sumber: npr.org) 

Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, konsep bela negara mengalami pergeseran yang signifikan. Dulu, bela negara seringkali dipahami sebagai kewajiban untuk membela tanah air dengan cara berperang secara fisik. Namun, dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, ancaman terhadap negara juga semakin beragam, termasuk serangan siber, terorisme digital, hingga penyebaran informasi yang merusak persatuan bangsa. Melalui teknologi dan informasi yang semakin canggih, negara dan masyarakat dihadapkan pada tantangan baru yang memerlukan keterlibatan aktif setiap elemen bangsa dalam mempertahankan kedaulatan, serta menciptakan rasa aman dan stabilitas nasional. Lantas, bagaimana seharusnya kita, sebagai warga negara, merespons tantangan tersebut? Apakah bela negara di era digital masih relevan, ataukah perlu disesuaikan dengan kondisi zaman?

Bela Negara dalam Konteks Digital

Salah satu isu besar yang mengemuka belakangan ini adalah ancaman dunia maya (cyber threats). Serangan siber dapat merusak infrastruktur vital negara, mencuri data sensitif, hingga menyebarkan disinformasi yang dapat menumbuhkan ketidakpercayaan dan ketegangan sosial. Beberapa negara besar sudah menghadapi ancaman semacam ini, seperti yang terjadi pada serangan siber terhadap lembaga pemerintahan di Amerika Serikat dan Estonia, yang membuktikan betapa pentingnya ketahanan dunia maya dalam menjaga kedaulatan negara (Kshetri, 2017). Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, serangan siber menjadi salah satu bentuk ancaman yang paling nyata di dunia modern.

Di Indonesia, ancaman serangan siber juga semakin meningkat, terutama dengan meningkatnya ketergantungan terhadap teknologi dalam hampir setiap aspek kehidupan. Oleh karena itu, bela negara harus meliputi kemampuan untuk menjaga dan melindungi ruang digital kita. Kesadaran dan literasi digital yang tinggi, termasuk pemahaman terhadap cara melindungi data pribadi dan mengenali hoaks, menjadi salah satu pilar utama dalam mempertahankan negara di era digital ini.

Peran Generasi Muda dalam Bela Negara

Generasi muda Indonesia memiliki peran penting dalam memperkuat ketahanan negara. Selain sebagai agen perubahan sosial dan budaya, mereka juga memiliki kemampuan di bidang teknologi yang menjadi kunci untuk menghadapi ancaman digital. Edukasi dan pelatihan tentang keamanan siber perlu digalakkan agar generasi muda siap menjadi benteng pertahanan negara di dunia maya.

Mereka juga memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang mampu mendorong inklusi sosial dan memperkuat rasa persatuan melalui media sosial dan platform digital lainnya. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana menghindarkan diri dari terpapar ideologi radikal yang seringkali disebarkan lewat internet. Inilah pentingnya mengedukasi generasi muda dengan nilai-nilai Pancasila dan semangat kebangsaan yang inklusif, agar mereka tidak terperangkap dalam pemikiran ekstrem.

 

Warga berada di dekat spanduk penolakan terhadap teroris di kawasan Jl Malioboro, Yogyakarta, Selasa (15/5). 

Bela Negara dalam Isu Terorisme dan Radikalisasi

Salah satu ancaman yang sangat serius bagi Indonesia adalah terorisme dan radikalisasi. Isu ini semakin relevan, mengingat fakta bahwa radikalisasi seringkali berkembang di kalangan kelompok muda yang mudah terpengaruh oleh ideologi-ideologi ekstrem. Negara harus memperkuat upaya pencegahan, baik melalui pendidikan, kerjasama antar lembaga, dan partisipasi aktif masyarakat dalam mendeteksi potensi ancaman terorisme.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline