Lihat ke Halaman Asli

Sukses Belajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Diperbarui: 23 April 2020   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kemendikbud

A. PENGERTIAN

Apa yang kalian ketahui tentang pembelajaran berbasis masalah??

Yapp. Sesuai dengan namanya "masalah", model pembelajaran ini mengharuskan peserta didik untuk menyelesaikan berbagai masalah secara ilmiah yang sengaja dihadapkan padanya.

Pada model ini memberlakukan tentang salah satu pepatah, yakni pengalaman merupakan guru yang terbaik dalam hidup. Hal ini karena dengan adanya pengalaman, maka seseorang akan belajar melalui pengalaman tersebut dan berusaha menjadi lebih baik agar tidak jatuh pada lubang yang sama. Proses pembelajaran ini dilakukan dengan menekankan pentingnya belajar melalui pengalaman. Hal ini karena peserta didik diberikan suatu masalah serta akan dipecahkan melalui berbagai informasi dari pengalamannya. Sehingga semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh individu serta semakin sering mendapat dan menyelesaikan masalah maka individu tersebut akan semakin cakap.

Menurut John Dewey model ini adalah interaksi antara stimulus dan respon yang merupakan hubungan antara dua arah, yakni belajar dan lingkungan. Dimana lingkungan akan menyediakan masalah, sedangkan sistem syaraf otak berfungsi menafsirkan masalah tersebut, menyelidiki, menganalisis, serta mencari pemecahannya dengan baik.

Berdasarkan berbagai pengertian tentang pembelajaran berbasis masalah, pada model ini dapat mengembangkan pengetahuan serta kemampuan peserta didik serta memungkinkan untuk menemukan berbagai hal baru mengenai bidang yang dipelajarinya. Model ini menjadikan peserta didik lebih memahami materi yang sedang dipelajari karena mempelajari materi dengan memecahkan berbagai masalah melalui pengalaman-pengalamannya, sehingga materi tersebut akan mudah untuk dipahami dan diingat.

B. CIRI -- CIRI

Model pembelajaran ini memiliki ciri-ciri tersendiri yang dapat membedakan dengan model pembelajaran lain. Berikut diantara ciri-cirinya:

1. Memuat rangkaian aktivitas pembelajaran

Mengapa begini? Karena dalam model pembelajaran ini peserta didik tidak hanya mendengarkan penjelasan materi, mencatat, kemudian menghafalkan. Namun peserta didik di tuntut untuk dapat berfikir aktif, berkomunikasi, mencari serta mengolah data yang kemudian disimpulkannya.

Dalam model pembelajaran ini peserta didik diberi suatu kasus yang bersifat nyata atau real, kemudian mereka secara aktif akan mengidentifikasi serta mencari berbagai informasi yang di perlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Selain itu,  peserta didik di kenankan untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta saling bertukar pendapat untuk dapat memecahkan masalah tersebut.

2. Pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah

Berdasarkan ciri kedua ini, masalah merupakan kata kunci sebagai terlaksananya proses pembelajaran. Sehingga dapat di simpulkan bahwa jika tidak ada masalah, maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung.

3. Masalah dipecahkan dengan pendekatan berfikir secara ilmiah

Dalam proses berfikir melalui metode ilmiah ini merupakan suatu pemikiran yang menggabungkan antara  pemikiran deduktif dan induktif . Arti deduktif disini merupakan suatu pemikiran yang menerapkan hal-hal yang bersifat umum kemudian menyimpulkan atas suatu pemikiran khusus. Sedangkan induktif merupakan suatu pemikiran dimana melihat dari berbagai kejadian-kejadian khusus yang kemudian akan dapat ditarik kesimpulan secara umum.

Proses berfikir ilmiah ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Dimana sistematis memiliki arti berfikir secara bertahap-tahap, sedangkan empiris berarti suatu permasalahan diselesaikan sesuai data dan fakta yang jelas.

4. Pendididik atau pengajar berperan sebagai fasilitator, pemberi masukan/feedback, serta memastikan dinamika kelompok saat berdiskusi

Pada ciri ini, pendidik tidak lagi memberi atau menjelaskan secara detail tentang berbagai materi, namun hanya berperan sebagai fasilitator jalannya suatu pembelajaran. Pendidik juga sebagai pengontrol diskusi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok peserta didiknya. Jika di rasa dalam usaha pemecahan masalah dari peserta didik ada yang kurang maupun kurang tepat, pendidik akan memberikan berbagai tambahan atau masukan untuk dapat membantu peserta didiknya dalam mencapai suatu target atau keberhasilan dalam proses pemecahan masalahnya.

C. STUDI KASUS & LANGKAH

Pembelajaran berbasis masalah ini memiliki studi kasus sebagai berikut:

1. Penyajian masalah

Sesuai dengan nama model ini, pembelajaran akan dimulai dari adanya penyajian masalah dari pendidik. Sehingga apabila tidak ada masalah, maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung.

2. Menggerakkan inquiri

Keterampilan inquiri akan sangat dibutuhkan dalam pembelajaran ini. Mengapa? Karena penguasaan pengetahuan atau materi sangat diperlukan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Semakin dapat menguasai materi dengan baik, maka pemecahan masalah akan dapat diselesaikan dengan baik pula.

3. Menyelesaikan masalah sesuai langkah-langkah PBM

Suatu masalah tentu tidak dapat di pecahkan begitu saja berdasarkan logika atau pengetahuan dasar sendiri. Namun suatu masalah harus dipecahkan sesuai dengan data juga fakta yang jelas. Berikut merupakan langkah-langkah PBM dalam memecahkan  masalah yang disajikan:

a) Analisis masalah

Pada langkah pertama ini, suatu masalah yang sedang dihadapkan padanya harus benar-benar di cermati juga dipahami agar tidak adanya kesalahan dalam pemecahannya

b) Mengangkat isu-isu belajar

Setelah proses analisis selesai, masalah-masalah tersebut akan disandingkan dengan berbagai isu-isu yang muncul dalam suatu pembelajaran. Dengan begitu diharapkan akan mendapatkan suatu gambaran mengenai pemecahan masalah tersebut

c) Literasi kemandirian dan kolaborasi pemecahan masalah

Untuk memecahkan suatu masalah dengan lebih akurat maka diperlukannya berbagai data atau sumber yang mendukung pemecahan masalah tersebut. Peserta didik dapat mengumpulkan data-data tersebut melalui berbagai buku, jurnal, internet, ataupun dengan melakukan suatu observasi atau penelitian. Selain itu berkolaborasi atau bertukar pendapat juga diperlukan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai hal yang digunakan sebagai pemecahan  masalah.

d) Integrasi pengetahuan baru

Berdasarkan pengalaman yang di alami, literasi, serta kolaborasi pemikiran dengan anggota kelompok pastinya terdapat suatu pengetahuan baru, oleh karena itu penggabungan dari berbagai pengetahuan tersebut akan memperkuat fakta untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapkan.

e) Penyajian solusi dan evaluasi

Setelah berbagai informasi dikumpulkan untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka langkah selanjutnya adalah penyajian solusi atau pemecahan dari masalah yang telah diberikan. Dalam proses penyajian solusi tak luput dari pengamatan pendidik, dengan begitu pendidik akan mengetahui sejauhmana pengetahuan peserta didiknya dan peran masing-masing anggota kelompok dalam usaha penyajian solusi tersebut. Selain itu, pendidik akan mengevaluasi apakah penyajian solusi tersebut ada suatu kesalahan atau kekurangan. Sehingga apabila itu terjadi, pendidik akan meluruskan serta memberi masukan terhadap penyajian solusi tersebut.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PBM

Pada setiap proses model pembelajaran pastinya terdapat suatu yang menjadi kelebihan dan kekurangan, dimana harus diketahui oleh para pendidik dalam melangsungkan pembelajaran dengan metode ini.

Kelebihan pembelajaran berbasis masalah diantaranya yakni:

  1. Proses pemecahan masalah akan membuat peserta didik untuk lebih memahami materinya
  2. Pemecahan masalah akan meningkatkan aktivitas belajar peserta didik
  3. Peserta didik akan merasa tertantang dengan adanya masalah yang diberikan sehingga akan memiliki motivasi untuk berusaha memecahkan masalah tersebut
  4. Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami masalah di kehidupan nyata serta mengaplikasikan pengetahuannya untuk mengatasi masalah tersebut.
  5. Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berfikir kritis serta dapat mengembangkan kemampuannya untuk disuaikan dengan berbagai pengetahuan baru.

Sedangkan, kelemahan pembelajaran berbasis masalah ini di antaranya:

  1. Peserta didik yang memiliki pandangan bahwa suatu masalah yang diberikan akan sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan enggan untuk mengerjakannya.
  2. Membutuhkan waktu yang cukup lama
  3. Hanya dapat diterapkan pada materi tertentu
  4. Tidak tersedia atau langkanya suatu sumber yang dibutuhkan
  5. Kemampuan peserta didik yang berbeda-beda akan menghambat dalam proses pembagian kelompok dan penyajian solusi.

Berikut merupakan pembahasan dari salah satu model pembelajaran, yakni Pembelajaran Berbasis Masalah (PBS) yang dapat saya paparkan.

Semoga Bermanfaat

See You Next Time ;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline