Lihat ke Halaman Asli

Satu Siang, Sebelum Hancur Lebur

Diperbarui: 13 Agustus 2024   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@kulturtava

Sebelum ini, merasa baik-baik saja, padahal menjadi pengusik yang berbahaya. Ketika ada getaran telepon, disetubuhi kesenangan hingga berakhir pada video call yang berulang, membicarakan hal konyol hingga berakhir pada pembicaraan sampah. Rasanya seperti ada kupu-kupu dalam perut yang menggelitik menimbulkan tawa yang bahagia walau ternyata itu hanya tawa palsu. 

Satu siang, sebelum hancur lebur pada Agustus hari ke tiga belas, masih terbahak-bahak bercerita kebodohan.  Dan akhirnya, ditikam luka yang ternyata  sangat-sangat membinasakan.

Terlalu memohon cinta, berharap pada harapan yang bodoh.  Satu siang pada suatu hari, mungkin bisa saja kembali tapi apakah tempat untuk berpulang adalah dia. Teruskah mau menjadi kalah, menjadi gelisah, menjadi mengerikan hanya untuk sejarah masa lalu!

Empat puluh delapan menit sebelum tanggal tiga Agustus, menjadi awal sebelum hancur lebur, merusak rumah serta halaman-halamannya disertai ada lima pohon di dalam pekarangan itu. Terlalu mudah luluh, hanya dengan kalimat "hancur kali aku inang". Kenapa harus menjadi pembunuh?

Mungkin saja pasti akan ada lagi rasa untuk merindukan! Pasti sulit tapi cobalah untuk menggugurkan perihal itu, suatu itu adalah kebodohan yang dipelihara. Tak pernah ingin sendiri, namun bersama pun banyak yang dikorbankan. Banyak yang akan mati. 

Jangan terus seperti ini. Sudahi dan berhentilah dari ketimpanganmu. Begitu sulitnya melepaskan yang dari awalnya tidak pernah menjadi milik! Ini permainan hidup. Ini perpisahan yang tak perlu lagi dikenang, tak perlu lagi dirayakan. Untuk apa menjadi sedih pada kesedihan yang bukan bagian diri. 

Satu siang, sebelum hancur lebur. Sudahi kisah itu. Jangan biarkan diri terus menjadi dewasa yang tidak bertumbuh dan payah. Jadilah merdeka!

***

Rantauprapat, 13 Agustus 2024

Lusy Mariana Pasaribu 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline