Lihat ke Halaman Asli

Pada Suatu Hari

Diperbarui: 15 Juli 2024   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instagram @kulturtava

Sendirian. Seakan tak ada yang berpihak padaku. Mungkinkah terlupakan. 

Lagi-lagi. Lagi-lagi tubuh ini tidak bersahabat. Ah, siapa tersangka di balik fobia ku terhadap ketidaksetaraan tubuh ini? Aku nggak tahu jawabnya. 

Hingga hari ini, masih saja begitu.

Baru saja hujan air mata membasahi wajahku, deras aku menangis tak ada yang tahu. Karena aku hanya seorang diri saat ini. Sungguh aku takut, tak ada harapan untuk berdiri lagi. Aku gemetar, kedua kakiku tak mampu berpijak untuk berdiri.

Aku tak bisa sengaja melupa kan hal ini. Tapi aku tak mau pula ada hujan sepanjang hari yang menemani hariku. Aku harus hentikan tangisku. Kukira kemalangan yang ada padaku tapi ternyata tidak sebegitu malang.

Buktinya aku masih bisa menyembunyikan rasa sakitku hanya pada tulisan ini. Ini hari adalah hari di mana aku sendiri mengalami rasa sakit tapi aku bisa juga menertawakan rasa sakit itu. Aku memilih diam dan tidak menjadi huru-hara pada huru-hara orang lain. 

Aku tak ingin diratapi. Tak ingin pula merusuhkan hati. 

Pada suatu hari, aku akan benar-benar siap untuk menghadapi kenyataan akan rasa sakitku. Kemudian, aku hanya bisa berdoa akan ada yang benar-benar menjadi rumahku nanti untuk bisa memiliki keikhlasan dan penerimaan terhadap diriku.

Aku sakit. Mengalami perih. Namun, tak ingin menjadi kali yang habis airnya. Ini hanya catatanku hari ini.

***

Rantauprapat, 15 Juli 2024

Lusy Mariana Pasaribu 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline