Cerita pendek dan panjang tlah dilakoni. Ini terakhir kali di dua ribu dua puluh tiga, juga minggu terakhir sebelum hari berganti. Kilas balik kehidupan satu tahun belakangan.
Ada krisis mental yang terjadi, bersyukur menjelang akhir tahun ada pemulihan yang terjadi sebelum kematian benar-benar ada.
Terakhir kali di dua ribu dua puluh tiga, nikmat mana lagi yang didustakan, masih dipercaya nafas kehidupan. Walau tidak sedikit, patah hati dan kegagalan yang terjadi.
Banyak gelisah juga keegoan, inilah hidup, ingin berkali-kali mati tapi belum tahu arti mati sesungguhnya. Hari ini, terakhir kali di dua ribu dua puluh tiga, inilah cinta. Camar yang sendiri tak pernah benar-benar sendiri.
Sudah lebih dari tiga ratus malam dengan segala gangguan-gangguan di pikiran, baik yang berujung tawa maupun duka, akhirnya ada juga hari ini, minggu terakhir kali di dua ribu dua puluh tiga, semoga tidak ada lagi kesedihan diam-diam apalagi menjadi pendosa yang bersembunyi dan angkuh. Semoga demikian.
Untuk sisa-sisa hari ini, biarlah berhasil mengakhiri patah hati yang masih nyangkut di hati pun kepala. Lalu akan bangun pagi hari di dua ribu dua puluh empat dengan harapan dan doa-doa baik.
Akan melihat hal-hal menyenangkan lagi manis dengan warna cerah, tidak dengan sengaja mencipta kebekuan rumah. Memberi tenang teduh bahkan kesejahteraan bersama.
Barangkali itu saja.
31.12.23// Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H