Lihat ke Halaman Asli

Lusy Mariana Pasaribu

Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Seperti Jerami Ditiup Angin

Diperbarui: 1 Oktober 2023   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@kulturtava

Minggu pertama bulan ini, menjadi pembuka yang panas. Banyak kata-kata yang berhamburan, banyak jiwa yang terserak, terbunuh oleh pedang yang mematikan.

Hari pertama di bulan ke sepuluh, adalah kegelapan yang berulang. Seperti jerami ditiup angin, terbuang. Sudah terlampau banyak mendengar dan melihat kehancuran, kenapa tidak belajar dari sejarah? pertanyaan demi pertanyaan, yang tidak akan bisa terjawab.

Kesenjangan yang dilakukan dengan sengaja, menjadi huru-hara yang penuh drama, banyak pergulatan yang merajai. Pemberontakan. Ini adalah musim dengan banyak kesedihan. Kenapa tidak memiliki cinta yang seharusnya?

Ke mana harus pulang dan kembali?

Tak adakah tempat untuk damai sejahtera dan tenang teduh?

Terlalu banyak air mata.

Seperti jerami ditiup angin, seperti itulah banyak jiwa hari ini. Terbunuh dalam senyap.

Memuakkan.

Mau berapa lama lagi ini terjadi, membiarkan paham yang seharusnya menjadi milik malah padam. Terlampau takut dan gemetar melewati malam ini, apa lagi untuk membuka mata esok hari. Keraguan merajai diri, mengganggu kepala. 

Kegagalan yang disengaja ini sungguh membuat kebekuan dan kekerasan hati. Ah, menyakitkan. Akankah kematian, membuat ini lebih mudah? Barangkali demikian, bukankah perpisahan yang selalu diinginkan. Seperti jerami ditiup angin, terhilang,  terbuang dan tak kembali.

Hari ini akan menjadi ingatan yang buruk dalam sejarah hidup.

***

01 Oktober 2023

Lusy Mariana Pasaribu 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline