Berawal dari iseng, berakhir pada kepalsuan. Bermesraan dengan kata-kata manis yang sebenarnya tidak.
Ketidakjujuran, hasrat yang menggoda. Ada gunung es kekerasan terhadap relasi, pagi ada di mana, malam ada di mana. Hati di mana, pikiran di mana, ada di entah tak pernah satu frekuensi.
Entah sengaja atau tidak, membiarkan diri jatuh dan merayu. Yang hilang dalam cinta, membiarkan kepedihan berkuasa meraja. Kepedihan yang disengaja.
Mengabaikan nada-nada teguran yang bersenandung di hati dan pikiran. Tak mampu bertahan pada satu cinta, memberi ruang pada cinta yang lain.
Yang hilang dalam cinta, mencintai seseorang yang sudah tahu kesalahan, berakhir tanpa pemenang. Kesia-siaan.
Pada akhirnya, ada orang asing yang tahu kebusukan yang terjadi.
***
Rantauprapat, 23 Oktober 2022
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H