Lihat ke Halaman Asli

Lusy Mariana Pasaribu

Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Malamnya Perempuan Itu Semakin Kelam

Diperbarui: 13 Agustus 2022   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Malam ini, perempuan itu tidak memiliki cara membahagiakan diri sendiri. Tidak bergairah melakukan apa pun.

Hari ini, tanggal tiga belas Agustus, perempuan itu kembali kalah. Bersama air mata menghabiskan waktu. Ternyata tenteram tidak menjadi teman hari ini, banyak huru hara.

Sejarah dahulu kembali terulang. Tidak ada kepedulian. Merasa mampu. Malamnya perempuan itu semakin kelam, tak ada kedewasaan. Gagal naik kelas. Perempuan itu pernah menulis, mengapa harus lari? Kemudian kembali menulis, akhirnya kau kembali. Hari ini, kisah itu terjadi lagi. Kembali atau tidak, keadaan yang memberi jawab, entah akan menjadi entah tidak.

Malam ini menjadi hujan Agustus bagi perempuan itu, ada ketakutan, kekhawatiran yang beralasan, ada pula kelam kabut yang menguasai. O, mengapa hari-hari perempuan itu penuh kamuflase. Tak ada waktu tanpa menghadirkan kisah nyeleneh yang sempurna.

Semua salah. Tak ada yang benar-benar saling mengasihi, tak ada yang saling memaafkan. Sesudah malam ini, perempuan itu sungguh terlalu takut melihat dan mendengar keributan yang mungkin akan terjadi di dunianya.

***
Rantauprapat, 13 Agustus 2022
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline