Ucapan anda hari ini memberi kesadaran. Anda dan perempuan itu berujung "Tak". Tidak lagi berteduh pada harapan akan anda. Ini bukan lagi tentang berjarak pada waktu yang tak satu waktu, lebih kepada undang-undang moral.
Kini, perempuan itu harus mampu ikhlas. Tak layak untuk merdeka mencintai cinta orang lain. Anda memilih bahagia bersama yang lain.
Kisah cinta yang ganjil antara anda dan perempuan itu telah sudah. Kebenarannya, satu hati, satu cinta, satu perempuan. Luka dan kesadaran ternyata mampu membuat hidup terasa hidup, perempuan itu hari ini mampu menertawakan diri sendiri. Cinta, rasa dari memori rumit. Perpisahan tak semenyakitkan itu, perempuan itu dan kisah cinta yang ganjil berakhir tanpa saling memusuhi. Tak lagi ada kebencian, tak lagi merasa paling benar.
Jujur, sebelum hari ini, sebelum apa yang anda bukakan, perempuan itu masih berkali-kali berharap dijadikan rumah oleh anda. Selepas ucap dari anda, itu hanya harap yang tidak bisa lagi diharapkan. Entah kebetulan, entah tidak, hari ini pun tepat sebulan sesudah hari lahir perempuan itu dan bulan ini, bulan dimana anda dilahirkan.
Perempuan itu akan menerima bahwa kisah cinta tak selalu indah, perlu penerimaan dan rasa maaf. Anda hanyalah kenangan yang pernah menawarkan bahagia. Persinggahan sesaat. Seperti intermezo. Ah, begitulah cinta.
***
Rantauprapat, 16 April 2022
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H