Adakah cinta yang tidak ditumbuhi kecemasan? Entahlah, bukankah cinta punya kerumitan demi kerumitan yang harus dilalui. Pada fakta kehidupan, ada yang berakhir menjadi daun jatuh perihal cinta. Terkadang basah oleh hujan bahagia namun seringkali basah oleh hujan luka lara. Ya, begitulah cinta. Ada yang menjadi, ada yang hanya menikmati tak memiliki.
Cinta itu hak.
Masih adakah yang tidak mendapati cinta di ruang jejak dan ruang ingatan? Barangkali ada. Dan herannya, walau cinta tak selalu menawarkan bahagia, masih ada yang menikmati. Menikmati pedih perih, luka nestapa di hutan sendu. Cinta memiliki daya tarik tersendiri. Well, begitulah cinta. Penuh hiruk pikuk.
Hari ini dan hari itu, menjadi kemalangan, saat cinta berujung tak. Memilih menepi, mengambil jarak. Pada akhirnya, menimbulkan pertanyaan demi pertanyaan, kenapa harus membiarkan diri jatuh cinta? Kembali merumitkan diri sendiri. Akal dan hati bersitegang. Betapa ribet bicara tentang hati.
Baiklah, cinta dapat membuat tenang teduh. Namun, sudah tidak terhitung banyaknya gamang yang diciptakan oleh cinta. Yang harus ada dalam seni mencintai adalah : kalah mengalah demi kebaikan hati. Dipahami dan memahami.
Sampai kapan?
Sampai bumi masih ada dan masih bernafas, begitulah semestinya cinta,
***
Rantauprapat, 12 Februari 2022
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H