Maka haruslah perempuan itu bersyukur untuk hari ini, bulan kedua hari ketujuh, ada rekam jejak yang beraura positif yang terjadi. Akan tercipta kenangan yang menyenangkan.
Tiga puluh enam hari sebelum tiga puluh empat tahun memasuki perjalanan panjang perempuan itu, harapan yang disemogakan terjadi lebih awal. Perempuan itu adalah perempuan Maret di Februari yang basah, kali ini ia basah bukan disebabkan oleh air mata kekecewaan namun basah oleh hujan berkat, ada kebahagiaan.
Setidaknya, Februari tidak melulu tentang kesepian, kesunyian, duka luka. Tuhan masih mengizinkan perempuan itu alami hal yang manis. Di hati perempuan itu akan tersimpan lagi cerita tentang kebaikan Tuhan.
Ada cinta hari ini.
Ada penerimaan.
Hari ini, perempuan itu terpisah dari nestapa yang nelangsa.
Yah, hari ini penuh kejutan tak terduga sebelumnya, kejutan yang berakhir pada kata "berterima kasih". Perempuan Maret di Februari yang basah hari ini, perempuan yang tidak berpura-pura tabah dan baik-baik saja, sebab ada bianglala yang terperangkap dalam rotasi dunianya. Menyenangkan dan indah.
***
Rantauprapat, 07 Februari 2022
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H