Lihat ke Halaman Asli

Lusy Mariana Pasaribu

Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Mengapa Hatimu Panas dan Mukamu Muram?

Diperbarui: 13 Januari 2021   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi via twitter/@kulturtava


Hatimu sangat sedih, sampai kamu ingin mati. Entah apa yang di benakmu, saat kamu menginginkan hal itu. Menangis dengan sedihnya. Padahal tak semua hal adalah tentang kesedihan, bahkan hatimu diciptakan Tuhan bukan untuk patah berkali-kali.

Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?
Apakah hatimu sedang marah pada hidup?
Atau, hatimu sedang terluka pada hasratmu yang tidak tergapai.

Ketika hari mulai gelap, saat kamu jatuh pada ratapan, kamu mengambil keputusan yang salah. Menjadikan malammu kaku dan malang. Tak seharusnya kamu begitu, menyia-nyiakan hidup yang bukan kamu pemiliknya.

Mengapa kamu tak perduli pada dirimu? Hatimu panas dan mukamu muram.
Kamu terlalu asik dengan patah hati dan kekhawatiran.

Jangan bodohi dan racuni dirimu, dengan hasrat yang kamu tahu bukan milikmu. Kamu harus belajar menghambarkan diri terhadap hal-hal yang bukan bagianmu. Tentang kekhawatiran, itu wajar saja. Tapi, apa gunanya mendudukkan itu pada hatimu. Jika karena itu hatimu panas. Enyahkan itu dari dirimu, berusahalah untuk itu. Seperti burung yang terbang landai, tidak menabur namun bisa menuai. Itu karena pemeliharaan Tuhan. Apa lagi kamu, makhluk istimewa yang Tuhan ciptakan, tidak dipelihara oleh-Nya.

Siapa yang tahu hari esok?
Tak ada satu pun manusia yang tahu. Hidup memang begitu bukan, tak selalu menyediakan kebahagiaan. Dan tidak setiap hal menjadi bagianmu. Kamu perlu belajar untuk berdamai dengan segala yang terjadi. Memang tidak mudah.

Sebenarnya kamu tak perlu terlalu khawatir, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Lantas, mengapa hatimu panas dan mukamu muram? pada sesuatu yang sebenarnya membuat kamu tidak bertumbuh dengan riap. Sebentar lagi dini hari dan berganti pagi. Jika kamu masih bernafas, itu bukan hasil usahamu tapi pemberian Sang Maha Sempurna, bersyukurlah dan jalani hidup dengan sepatutnya.

***
Rantauprapat, 12 Januari 2021
Lusy Mariana Pasaribu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline