Lihat ke Halaman Asli

Lusy Mariana Pasaribu

Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Terdapat Ratap dan Kertak Gigi

Diperbarui: 2 Januari 2021   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@kulturtava


Pada hari itu, keluarlah perempuan itu dan duduk sendirian di tepi kamar kecil yang pengap itu. Sesudah ratap yang terbit dan ia terima, layulah ia dan menjadi kering. Karena ia tidak merasakan tenang teduh.

Ia seperti berada di semak duri. Pada waktu ia menabur, ia sudah berusaha menabur yang baik, namun yang ia terima adalah patah hati. Semak duri seakan menghimpit dirinya. Terdapat ratap dan kertak gigi dalam hari-hari yang ia miliki.

Bunyi seperti dahan patah ada pada perempuan itu, kekuatiran dan tipu daya yang ia usahakan untuk menjauh dari hatinya, kembali menduduki pikiran dan perasaannya. Tak lain, tak bukan karena gandum yang ada di zona dunianya. Gandum itu seakan menjadi lalang di perjalanan waktunya.

Sesungguhnya ia tidak ingin melihat, tidak ingin mendengar, dan tidak ingin mengerti atas sikap yang tak sepatutnya terjadi. Namun ia lagi-lagi kalah pada relasi pertama. Ada hal yang tersembunyi dalam diri dan ia harus menahan diri untuk itu. Membiarkan ratap dan kertak gigi menjadi bagian hidup. Barangkali harus begitu. Ah, begitulah ia harus kembali memeluk erat-erat keberterimaan.

Sebuah cara melupa akan lara sudah terbiasa ia lakukan. Ia memiliki kategori yang cukup baik dengan label mahir untuk berpura-pura bahagia demi tidak terjadi gejolak yang besar. Begitulah realita, kepedihan sering menggoda dan kebahagiaan bersimpangan dengan hidup.

Terhadap ratap dan kertak gigi yang menyapa perempuan itu, ia harus mau dan mampu berdamai dengan realita. Kemalangan pun tak akan menjarah perempuan itu terus-menerus jika memiliki keberterimaan akan hidup, walau sesungguhnya itu amat sulit.

***
Rantauprapat, 01 Januari 2020
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline