Lihat ke Halaman Asli

Bintik dalam Semesta yang Luas

Diperbarui: 24 November 2020   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dari twitter @kulturtava

Di sela-sela waktu yang kaku, aku berdiri menanti jawaban dari pertanyaanku. Ya, selasa keempat di bulan November, ada keraguan di dalam semestaku. Pukul 16:35 WIB, kesadaran menghampiri hatiku.

Hari ini, kesadaran malam ini. Biarlah aku menjalani kisah hidup dengan kanvas yang sepatutnya. Tidak berbuat kelaliman pada diriku sendiri.
 
Sejak bulan September lalu, aku terhimpit duka. Dengan sadar, aku sabdakan perih. Asaku tak lagi indah, butir air mata jatuh tanpa sebab jelas. Berada di gerbang pilu nan sedih.

Aku hanya bintik dalam semesta yang luas. Bila aku harus beranjak pergi dan menjauh dari harap yang kuharapkan, kuikhlasan itu. Walau sulit, biarkan hatiku berdansa dengan penerimaan.

Tak ingin duduk di kegelapan, merasa dahaga dan sunyi sepi yang akan tertinggal di hatiku. Aku hanya bintik dalam semesta yang luas, yang berharap mampu kembali riap tumbuhnya.

Semoga!

***
Rantauprapat, 24 November 2020
Lusy Mariana Pasaribu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline