Lihat ke Halaman Asli

Lusy Mariana Pasaribu

Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Duduk di Kegelapan

Diperbarui: 3 November 2020   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@kulturtava


Ucap dan pemandangan mata yang kau berikan mengusik helai demi helai kekuatan hatiku. Pelepah malamku tak lagi indah. Buatku duduk di kegelapan. Ruang duka yang menjadi temanku. Terdampar di titik sunyi.

Dengan hati yang terluka, aku merengkuh pilu. Aku tak mengerti, kenapa kubiarkan dirimu mengambil peran terhadap perasaanku.

Kutahu, malam ini aku kembali duduk di kegelapan karena perlakuanmu, bahkan aku terusir dari kedamaian hati. Kau menjadi tokoh antagonis yang menyulut api di hatiku. Seakan malam ini lambat berlalu.

Namun, aku ingin melupa akan luka yang kau beri malam ini, benar-benar melupa. Jika tidak demikian, aku akan membawa kekosongan dan kehampaan saat bersamamu. Terhadapmu, aku tak ingin layu dan menjadi pohon anggur yang tak riap tumbuhnya. Kuharap, relasiku denganmu akan tetap baik. Dan bunga-bunga penerimaan untukmu akan kembali bermekaran.

Bagaimanapun, kau seseorang yang ada di muatan hatiku. Dan luka yang kau beri tak lebih besar dari rasa cinta yang kurasakan terhadap dirimu. Atas nama cinta yang kumiliki, aku akan berusaha untuk baik-baik saja, walaupun ada luka yang tercipta darimu.

***
Rantauprapat, 03 November 2020
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline