Lihat ke Halaman Asli

Cinta, Jarak, dan Penghabisan

Diperbarui: 23 Oktober 2020   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@kulturtava

Bicara tentang cinta, sejujurnya jarak pernah samarkanku dari komitmen yang seharusnya kujaga. Ada keraguan yang pernah menggenapkanku. Ada butir-butir air mata seseorang yang jatuh, karena aku tidak cukup memberi waktu dan telinga pada ceritanya.

Air mata seseorang yang jatuh itu, buatku dalam ketidakpastian. Seperti ada yang tercabut dalam hati, tersenyum pun aku enggan. Terasa hambar dan gersang.

Aku ada dilema, tentang cinta yang menciptakan jarak atau jarak yang menciptakan dan memperkuat cinta. Tak ingin terjatuh pada penyesalan, jarak memang payah. Seringkali buatku sekarat.

Akhirnya aku merenung dan memutuskan, aku telah sampai pada keyakinan, seharusnya keraguan tak berintim dengan cinta dan jarak. Karena sebenarnya aku benci perpisahan yang disebabkan jarak dan keraguan, seperti penghabisan yang tak bermakna. Penghabisan yang buta, jika aku tak memperjuangkan komitmen cintaku.

Aku tak akan menyeret diriku pada keraguan terhadap cinta yang disekat oleh jarak. Karena jika aku melakukan itu, aku akan menerima musim gugur yang berlarian dalam lahan hatiku.

***
Rantauprapat, 21 Oktober 2020
Lusy Mariana Pasaribu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline