Aku tidak mau terjebak dalam kubangan kenangan. Menanti sesuatu yang merupakan ketidakpastian yang sempurna. Aku tahu, hingga saat ini, kesendirian masih saja menganga dalam hidupku.
Aku tak ingin menjadi kaku dan bersetubuh dengan kesendirian, karena kesendirian adalah sesuatu yang tak terkatakan. Namun, kesendirian adalah sesuatu yang harus dijalani. Sejujurnya, aku memiliki ketakutan akan kesendirian.
Sampai saat ini pun, aku masih berjuang untuk menggigit dinginnya kesendirian. Ada kerumitan dalam diriku yang sulit bermetamorfosa. Seharusnya setiap hari, aku bermandikan penerimaan akan kesendirian yang masih melekat dengan diriku.
Bersama putaran dunia, perlahan namun pasti, aku ingin mematahkan ketakutan dan menari bersama penerimaan lagi keikhlasan. Hingga paragraf dalam cerita hidupku akan ada warna dari indahnya kehidupan.
Kesendirian itu bukan suatu hal yang terkutuk!
Kesendirian tidak semata tentang kegelapan!
Kesendirian pun tidak selalu menciptakan neraka!
Dan jika kesendirian adalah kenyataan yang harus dihadapi, aku tidak ingin kalah dari realita hidup sebab pelihara rasa takut akan kesendirian. Karena kebahagiaan tidak akan pernah mati, jika aku memilih untuk bahagia.
***
Rantauprapat, 21 Oktober 2020
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H