Aku katakan kamu itu unik. Dari cerita yang kamu bagikan padaku, kamu hanya meneguhkan satu orang perempuan di hatimu. Kamu katakan, mencintai cukup satu kali dan cintamu tak akan berubah. Mencintai perempuan yang ketika itu, kamu melihat sosok ibu pada dirinya.
Namun menurutku, kamu hanya membiarkan dirimu terperangkap pada jerat yang bukan milikmu. Ini sudah lebih dari satu dasawarsa, kamu masih menggerogoti jiwamu dengan kesibukan tanpa mau melepaskan masa lalu. Kamu sendiri tahu, kalau perempuan itu sudah menikah. Mungkin juga sekarang ini, dia sudah memiliki anak yang banyak.
Dia telah meninggalkanmu. Biarlah dia hanya menjadi kenangan. Di antara kamu dan dia, tidak ada lagi cinta. Karena cinta ada pada dua jiwa yang terikat.
Kenapa kamu harus menutup segala rasa yang menghampiri. Apa kamu lupa, kehidupanmu bukan hanya tentang kebahagiaan hatimu?. Jangan lagi menangis pilu dalam kesendirian. Bukalah pintu hatimu. Jangan terlalu memujanya di hatimu, biarlah kamu hanya memiliki dia sebagai nostalgia indah.
Berpisah dan berpamitanlah, pada cinta yang kamu miliki terhadap perempuan itu. Perempuan yang kamu lihat memiliki sosok ibu dalam dirinya.
Kenapa harus membekukan ruang hatimu terhadap cinta yang sudah menawarkan rasanya dan ingin kamu terima sebagai permaisurimu!
Jangan lagi mendekap sepi dan sembunyi dari cinta yang dihadirkan semesta padamu.
***
Rantau Prapat, 09.09.2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H