Lama kita tak bercengkerama. Tapi kemarin, entah ada angin apa di antara kita. Kita mulai memberi waktu untuk saling berbagi. Kita mulai melepas kecanggungan yang sempat terjadi.
Dan malam ini, sampailah obrolan kita pada kata "dengan bayangmu". Seketika ada tawa yang hadir di malamku. Seharusnya, kita tetap teman. Kita tak perlu terpuruk pada kisah lalu.
Perihalmu, kini aku menyadari bahwa aku tak perlu meninggalkan jejak-jejak kepatahan di hatiku. Saat waktu, mengizinkan kita kembali bercengkerama, itu adalah hal baik bagiku.
Sebelum beranjak tidur malam ini, aku sempatkan menulis puisi tentang obrolan kita. Obrolan kita tentang kata "dengan bayangmu" dan tentang kamu yang sudah berhenti mencandui sigaret tiga bulan ini.
Ah, sudahlah. Aku ingin menikmati malamku dengan bayangmu.
*sigaret = rokok
***
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H