Lihat ke Halaman Asli

Seni dalam Mencintai dan Dinamika Kehidupan Pernikahan

Diperbarui: 22 Juli 2020   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sosok.grid.id

Ketika sepasang kekasih memutuskan untuk menikah dan berkomitmen satu dengan yang lain. Dan sudah diberkati di dalam Tuhan, maka sudah seharusnya pasangan kekasih itu memahami tanggung jawab dan tetap menikmati seni dalam mencintai, yang tidak lagi pada level berpacaran.

Memang untuk memaknai perihal seni dalam mencintai di kala berpacaran sangat jauh berbeda 180 derajat, saat memaknai seni dalam mencintai di kala sudah menikah.

Saya menuliskan ini berdasarkan kisah pribadi, saya melihat dan menyaksikan sendiri bahwa banyak pasangan kekasih yang setelah berumah tangga menjadi pasangan suami isteri yang tidak bertanggung jawab.

Menurut saya pribadi, tidak akan pernah pernikahan itu berjalan baik-baik saja. Pastilah ada batu dan kerikil yang harus dihadapi. Dinamika kehidupan pernikahan pun pastilah berbeda dan beragam, kembali pada pasangan suami isteri itu sendiri menyikapinya. 

Ketika ada keraguan dan gejolak dalam pernikahan, apakah pasangan suami isteri memilih memperbaiki dan mempertahankan hubungan pernikahan atau malah membiarkan gejolak itu semakin besar dan terjadi perpercahan.

Sudah seharusnya, pasangan suami isteri paham batasan untuk tidak bergaul akrab dengan seseorang yang bukan sepatutnya. Dan point penting dalam perjalanan pernikahan juga adalah kepercayaan dan keterbukaan, mencintai pasangan itu tidak harus mengekang apa lagi mengintai.

Ada banyak bahaya besar yang harus dihindari dari dunia pernikahan. Beberapa di antaranya, terlalu cemburuan, firasat yang tak berdasar, perhatian yang berlebihan untuk orang yang disekitar, selalu merasa benar dan keotoriteran pada pasangan. Jika bahaya ini tidak terselesaikan dengan tepat, akan timbul faktor yang menyebabkan perselisihan bahkan kehancuran hati di dalam pernikahan.

Pasangan suami isteri perlu membukakan diri perihal perasaan masing-masing, untuk memahami dan menerima perbedaan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya di saat berpacaran. Demi keutuhan keluarga yang sudah terjalin di dalam Tuhan. Terlebih jika dalam perjalanan pernikahan itu, pasangan suami isteri sudah dikaruniai anak oleh Tuhan.

Anak itu adalah berkat yang Tuhan berikan di dalam dunia pernikahan. Dan jika pasangan suami isteri menyia-nyiakannya, terlebih karena keegoisan semata. Maka anaklah yang akan menderita dan menjadi korban. 

Penting dan perlu diingat untuk pasangan suami isteri yang sudah menikah dan dipersatukan oleh Tuhan, tetap saling mencintai dan mendukung, mengingat kembali alasan untuk berkomitmen dengan menghargai rasa cinta yang Tuhan berikan.

Banyak seni dalam mencintai dan beragam warna dari dinamika kehidupan pernikahan, berjuang dan berusahalah bersama untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga yang sudah dibina.

***
Lusy Mariana Pasaribu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline